Salam Ramadhan,
Ramadhan adalah bulan suci yang dinanti-nantikan umat Islam setiap tahun. Bulan penuh berkah, bulan yang bertaburan dengan berbagai macam pahala yang bisa kita raih, menuju syurganya Allah SWT.Â
Saat terbangun di pagi hari, di situlah dimulai babak baru. Babak dimana merupakan masa keimanan umat muslim diuji, baik tentang kesabaran, kesadaran, maupun tentang keikhlasan. Muslim yang baik hanya berharap ridho dari Allah SWT. Ridho untuk bisa menggapai karohman-Nya.Â
Bulan suci Ramadhan lebih baik dari seribu bulan, maka manfaatkanlah waktu-waktu di bulan Ramadhan ini untuk mencari ridho Allah SWT. Berbuat dan beramal baiklah, tanpa mengharapkan pujian dan balasan dari manusia lain. Jalani kehidupan dengan tetap berbuat baik terhadap sesama.
Bulan suci dan penuh berkah, bulan saatnya menebar kebaikan dan pahala. Saat itulah kita benar-benar mendapatkan cobaan dan ujian. Selain menahan lapar dan haus, kita juga harus bisa menahan hawa nafsu lainnya. Kadar keimanan sebagai hamba Allah dan umat Nabi Besar Muhammad SAW, diuji.Â
Ramadhan kali ini sama dengan Ramadhan sebelumnya, yaitu dilaksanakan masih di masa pandemi. Selain harus benar-benar menahan hawa nafsu, kita juga masih tetap harus menjaga protokoler pandemi. Walaupun lambat laun masa pandemi tidak lagi menyeramkan seperti di masa - masa awal. Alhamdulillah... Allah SWT Maha Baik.Â
Semua terjadi di muka bumi ini adalah atas kehendak-Nya. Jadi, kita manusia tidak usah khawatir. Datangnya dari Allah SWT, dan akan kembali pada hakekatnya semula.Â
Begitu juga dengan apa yang kita jalani saat ini. Bersihkan hati di bulan suci, kuatkan iman, dan sadar diri. Kita tidak bisa mendapatkan introspeksi diri dari orang lain, tapi rasa itu harus lahir dan tumbuh dari diri sendiri. Jaga ucapan, perkataan, dan perbuatan.Â
Jangan sampai di bulan suci ini kita membuat orang lain tersinggung, sakit hati, ataupun merasa sedih karena perbuatan maupun perkataan kita. Luruskan niat bahwa diri hanya ingin membuat orang lain bahagia. Jangan berprasangka sendiri apalagi suudzon terhadap orang lain.Â
Jika memang keinginan kita belum terpenuhi, jangan cepat menyalahkan orang lain, atau istilahnya mencari kambing hitam. Keinginan biasanya jika terlalu berlebihan malah akan didampingi nafsu syetan, Naudzubillah. Bersikaplah biasa saja, tenang, dan lapangkan dada.
 Karena saat keinginan kita yang tinggi tidak terpenuhi, hanya akan ada rasa kecewa dan sakit hati. Sekali lagi, kembalikan setiap kejadian yang dialami hanya pada Allah SWT. Jika cita-cita, keinginan dan kemauan kita belum terwujud, berpikirlah positif, bahwa hal itu bukan yang terbaik, waktunya belum tepat, atau mungkin itu belum tentu baik untuk orang lain.Â
Memang berat menahan segala prasangka dalam diri. Tapi Insyaalloh, jika kita selalu berusaha untuk berhusnuzdon, tidak akan terasa rasa sakit dan kecewa dalam diri.Â
Sebenarnya sederhana jika kita ingin menjaga hati. Bagaimana caranya? Kita berusaha selalu sabar, ikhlas, dan lapang dada atas kehidupan ini. Jangan selalu merasa lebih dari orang lain, rendah hati, dan pasrahkan semuanya pada Allah SWT.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H