Mohon tunggu...
Lusiana Roamer
Lusiana Roamer Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hidup harus bermanfaat dan berguna untuk orang banyak. Berbuat ikhlas tanpa alasan..

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Eksistensi Tanpa Kompetensi, Apa Jadinya?

20 Februari 2022   12:24 Diperbarui: 27 Februari 2022   14:02 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar. Sumber : Geulgram

a. Adanya peserta didik terutama siswi yang diperlakukan tidak senonoh, sehingga banyak timbul kasus asusila di dunia pendidikan

b. Hubungan sosialisasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang terkadang diluar koridor lingkungan pendidikan yang seharusnya

Hal-hal tersebut diatas hanya contoh kasus saja yang kemungkinan terjadi di lingkungan sekolah. Seyogyanya saat seseorang memutuskan untuk menjadi tenaga pendidik atau tenaga kependidikan dan berada di lingkungan sekolah, harus memiliki kemampuan juga dalam menjalaninya. 

Kompetensi mendidik sangat diperlukan saat kita siap berkecimpung di dunia pendidikan. Jadi tidak hanya sekedar memberikan pengajaran saja, tetapi juga harus bisa memberikan pendidikan yang dibutuhkan peserta didik. 

Mendidik secara keseluruhan baik moral maupun spiritual, harus dari hati yang terdalam tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban mengajar saja. Seorang tenaga pendidik atau kependidikan harus memilik tanggungjawab moral terhadap peserta didiknya.

Masalah-masalah tersebut menimbulkan adanya eksistensi tanpa kompetensi, dimana hanya ingin terlihat saja tanpa memberikan contoh sesuai ilmu dan kemampuan yang dimiliki. 

Saat seseorang memiliki kompetensi akan diyakini bahwa dia bisa eksis sesuai dengan kemampuannya itu dan bisa menerapkan ilmunya dengan baik. 

Karena dia merasa yakin dan mampu bahwa itu adalah dua hal yang bisa selaras diterapkan. Idealnya orang yang memiliki kompetensi tinggi akan mempunyai eksistensi yang tinggi pula. Dan wajar jika orang dengan kompetensi rendah, eksistensinya akan rendah pula. 

Tapi pada kenyataannya banyak orang yang memiliki kompetensi tinggi,eksistensinya rendah. Dan yang berbahaya adalah saat orang yang memiliki kompetensi rendah, eksistensinya tinggi. 

Ini akan menjadikan kehidupan menjadi tidak sesuai tatanan sebenarnya. Saat seseorang ingin terlihat eksistensinya, tunjukkan jugalah kompetensinya. Berikan contoh dan jadilah figur yang baik bagi peserta didik kita. 

Karena eksistensi berbanding lurus dengan kompetensi kita. Jangan hanya mau eksis dengan jalan pintas, apalagi dengan cara melanggar norma dan aturan yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun