Baliho Madame Gie yang saya ambil terletak di lampu merah  Jalan Laksa Adisucipto. Baliho Y.O.U yang saya ambil terletak di dekat  Plaza Ambarrukmo Jalan Laksa Adisucipto. Saya membandingkan kedua baliho ini dengan menggunakan teori komunikasi persuasif, yaitu teori ELM dan teori dan konsep kampanye dan propaganda.
Kedua baliho , "Y.O.U Radiance Glow Series" dan "Madame Gie No Limit Matte Cushion," dapat dianalisis menggunakan teori Elaboration Likelihood Model (ELM) dan teori konsep kampanye serta propaganda untuk menggambarkan berbagai strategi pemasaran. Teori ELM membagi persuasi menjadi dua jalur: jalur sentral dan jalur peripheral.Â
Menggunakan jalur central , papan iklan Y.O.U menekankan pernyataan berbasis fakta seperti "10 Days Gentle Glow" dan "Oily Sensitive Skin Safe," yang dirancang untuk menarik perhatian konsumen dengan keterlibatan tinggi yang mencari solusi spesifik untuk masalah kulit. Klaim ini diperkuat dengan informasi tambahan, seperti hasil uji klinis, yang meningkatkan kredibilitas produk.Â
Nuansa biru lembut memberikan kesan yang dapat dipercaya dan ilmiah, dan memiliki duta merek yang terkenal menambah daya tarik logis, memungkinkan  untuk menarik perhatian audiens yang lebih pilih-pilih dan kritis saat mereka membuat keputusan tentang apa yang akan dibeli.
Sebaliknya, baliho Madame Gie menggunakan jalan peripheral untuk menargetkan audiens yang tidak terlalu terlibat. Perintah sederhana seperti "No More Luntur" mengkomunikasikan keuntungan utama produk secara langsung dan mudah diingat. Tanpa memerlukan pemikiran mendalam, visual model dengan riasan sempurna dan produk di tangan menarik perhatian secara instan.
 Dengan latar belakang berwarna netral, produk terlihat cocok untuk semua orang karena kesan elegan dan universalnya. Baliho ini memiliki pesan praktis dan daya tarik visual yang membuat pelanggan cepat membuat keputusan pembelian.
Kedua baliho menggunakan berbagai teknik komunikasi dalam kampanye dan propaganda untuk mendukung pesan mereka. Pertama, baliho Y.O.U menampilkan testimonial selebriti sebagai duta merek, meningkatkan kredibilitas merek dan menciptakan asosiasi positif antara produk dan kepercayaan selebriti tersebut. Kedua, generalisasi berkilau yang digunakan pada kedua baliho, seperti k
ata-kata "Gentle Glow" dan "No More Luntur," menciptakan gambar yang ideal tanpa memberikan detail teknis, sehingga pesan menjadi lebih mudah diingat oleh audiens. Ketiga, terlihat repetisi dalam slogan singkat yang diulang untuk menegaskan hubungan antara produk dan keuntungan utamanya. Contohnya adalah kata-kata "Glow" dan "Luntur", yang membantu konsumen memahami merek.
Selain itu, efek visual sangat penting untuk kedua baliho. Y.O.U menggunakan desain minimalis dengan warna lembut untuk menunjukkan profesionalisme dan kepercayaan, sedangkan Madame Gie memilih elemen visual yang lebih dramatis untuk menarik perhatian emosional. Terakhir, kedua baliho menampilkan logo dari berbagai platform e-commerce di bagian bawah, memanfaatkan efek yang mendorong konsumen untuk merasa relevan atau diterima dalam komunitas pengguna produk tersebut.
Secara keseluruhan, baliho Y.O.U menarik pelanggan dengan keterlibatan tinggi melalui pendekatan rasional (jalur central), sementara baliho Madame Gie menarik pelanggan dengan keterlibatan rendah melalui pendekatan emosional (jalur peripheral) Kedua merek berhasil menggunakan elemen visual dan verbal yang dirancang dengan baik dalam kampanye mereka untuk menghasilkan pesan yang mudah diingat sekaligus menarik secara estetika.Â
Kedua baliho menunjukkan strategi pemasaran yang efektif untuk membangun citra merek yang kuat di benak pelanggan dengan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk masing-masing demografi melalui teknik seperti testimonial, glittering generalities, repetition, dan visual impact.
Daftar Pustaka
Petty, R. E., & Cacioppo, J. T. (1986). The elaboration likelihood model of persuasion. Advances in Experimental Social Psychology, 19, 123--205.
Shimp, T. A. (2010). Advertising promotion and other aspects of integrated marketing communications (8th ed.). South-Western Cengage Learning.
Jowett, G. S., & O'Donnell, V. (2012). Propaganda and persuasion (5th ed.).
Durmaz, G., Suher, H. K., & Bir, . S. (2016). Elaboration likelihood model in advertising applications. International Review of Management and Business Research, 5(2), 430--438.
SmartyAds. (2024). Analyzing the effectiveness of billboard ad campaigns.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H