Mohon tunggu...
Lusia Eksi
Lusia Eksi Mohon Tunggu... Guru - Guru MTs Hidayatullah Denpasar

Ibu dari 2 anak. Guru yang suka menulis, membuat craft, dan sesekali memasak.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Fabel: Dongeng Binatang Tentang Kebaikan

25 Desember 2024   14:58 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya kita akan menulis tentang semut. Kita tahu bahwa semut adalah binatang yang senang bekerja dan bersama-sama bahu membahu mengangkat makanan untuk persediaan.
Tokoh yang diambil dalam cerita ini adalah seekor semut pemalas. Ia tak mau bekerja keras seperti teman-teman lainnya. Sebagai latar atau tempat adalah sebuah rumah semut di sudut kebun, waktunya saat kemarau. Ketika musim kemarau datang, semut ini hanya makan saja tidak mau bekerja sama mengumpulkan makanan. Walaupun dinasihati, ia bergeming, tak mau untuk bersiap-siap di musim hujan. Bahkan ia mengolok-olok temannya yang dibilangnya terlalu rajin.

Ketika musim kemarau berlalu, dan musim penghujan datang, semut ini kelaparan. Tak ada teman yang mau berbagi, karena mereka menyiapkan persediaan khusus untuk keluarga. Untunglah ada satu semut baik hati, ia memberi persediaan makanannya yang berlebih. 

Dari kejadian itu, semut tadi jadi sadar bahwa hidup tidak boleh bermalas-malasan, karena semua hal buruk akan ditanggung sendiri. Mereka akan kekurangan, kelaparan, dan gaya hidup malas bukanlah gaya hidup yang baik. Karena kita diciptakan untuk beribadah, bukankah mencari nafkah juga beribadah?


Demikian langkah-langkah menulis cerita fabel. Ada tokoh, ada sifat dan karakter tokoh, ada konflik, dan ada koda atau pesan moral yang ingin disampaikan penulis.


Ada beberapa contoh cerita fabel yang cukup terkenal, diantaranya:
1. Sang Kancil Pencuri Ketimun
2. Kura-kura dan Kelinci
3. Gajah dan Semut
4. Buaya dan Si Kancil yang Cerdik
Serta masih banyak contoh fabel lainnya.


Bila diperhatikan, di akhir cerita dari semua fabel ini adalah mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan norma-norma kejujuran. Hal inilah yang merupakan keuntungan dari menulis cerita fabel, ketika pembaca anak-anak membaca dongeng fabel, di akhir cerita mereka tidak merasa digurui dan diperintah secara paksa untuk berbuat baik. Mereka akan menilai perilaku binatang-binatang tersebut, dan menjadikan contoh untuk berbuat kebaikan dan kejujuran. Mereka tidak ingin malas seperti contoh semut di atas, atau tak ingin sakit akibat kehujanan seperti cerita Bobo.

Dengan kemampuan penulis menceritakan peristiwa secara tepat, maka transfer ilmu mengenai hal-hal baik kepada anak-anak akan sampai dengan cara yang halus dan gampang dicerna. Semoga akan semakin banyak  orang yang mengenal fabel sebagai sarana pendidikan usia dini, sebagai alat pembelajaran moral untuk anak-anak, dan makin banyak juga penulis yang peduli dan membuat fabel dengan tujuan mencerdaskan generasi muda melalui cerita binatang tentang kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun