Mohon tunggu...
Lusia Eksi
Lusia Eksi Mohon Tunggu... Guru - Guru MTs Hidayatullah Denpasar

Ibu dari 2 anak. Guru yang suka menulis, membuat craft, dan sesekali memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

4 Pilar Pembentuk Karakter Baik dan Kuat Pada Pelajar

6 Desember 2024   17:31 Diperbarui: 6 Desember 2024   17:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

4 Pilar Pembentuk Karakter Baik dan Kuat Pada Pelajar

Karakter seseorang bisa di bentuk. Sedari kecil seorang anak bisa mulai dibiasakan oleh rutinitas dan kedisiplinan, sehingga mampu menghadirkan karakter yang kuat dalam diri mereka.
Seorang anak ibarat kertas putih nan bersih, tanpa coretan yang menodai. Tinggal kita sebagai orang tua, yang merupakan model pembelajaran pertama buat anak, yang akan membentuk fondasi watak dan kepribadian anak. Mewarnai anak dengan karakter hitam atau putih. Seperti yang termaktub dalam sebuah riwayat yang mengatakan, anak ibarat sebuah kertas putih dan bisa digambari semaunya oleh orangtua. Di sini peran ibu sangat besar sebagai madrasah ula atau pendidik pertama bagi anak. Keseharian ibu dan anak dengan waktu yang relatif lebih banyak dihabiskan bersama,  harusnya mampu membentuk kepribadian baik bagi si anak. Jadi, setiap anak sejatinya berpotensi untuk memiliki dan mempunyai karakter yang kuat. Karakter kuat di sini adalah karakter baik yang dimiliki anak, dimana ia mampu mengembangkan karakter tersebut di tengah-tengah teman se pergaulan tanpa terimidasi, bahkan ia mampu memberi pengaruh baik kepada sekitarnya.
Maka, berdasar pada pernyataan di atas, ada 4 pilar yang saling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak sehingga ia mampu dibentuk menjadi karakter baik yang kuat. Keempat pilar itu, adalah:

1. Peran Serta Lingkungan
Lingkungan di sini adalah lingkungan di sekitar rumah atau masyarakat. Maka, kita harus jeli untuk menyaring agar lingkungan yang tak baik bisa dijauhi, dan lebih memilih lingkungan yang aman untuk tumbuh kembang anak secara fisik dan psikis. Contohnya, hindari memiliki rumah y ang dekat dengan tempat-tempat maksiat, seperti tempat judi, dan lain-lain. Dengan memilihkan lingkungan yang baik untuk anak, akan memudahkan kita sebagai orangtua untuk mengarahkan anak menjadi pribadi yang baik dan kuat.
Lebih jauh lagi, adalah lingkungan sekolah dan pendidikan tempat ia menimba ilmu. Seorang pelajar, tentu lebih banyak bergaul dan beradaptasi dengan teman-teman sekolah. Penting bagi mereka untuk memilih teman yang mempunyai energi positif. Dengan pertemanan yang lingkupnya positif, siswa menjadi lebih giat belajar, mampu menguasai emosi, mampu beradaptasi dengan baik, serta menjadi siswa yang berprestasi.
Salah memilih teman, mengakibatkan turunnya prestasi, perilaku yang sering tak terkendali, emosi yang labil, kerap mengeluarkan kata-kata bullying, kasar dan kotor, serta ber kecenderungan menurun prestasi akademiknya. Maka, sebagai orangtua kita hendaknya jeli melihat perubahan sikap dan perilaku anak, sehingga bisa melakukan pendekatan secara lebih individual dan kekeluargaan. Sensifitas seorang ibu turut berperan serta dalam perkembangan pembangunan karakter anak.

2. Peran Serta Sekolah.
Sekolah sebagai dasar dari pendidikan, harus mampu membimbing dan mengarahkan kepribadian siswa agar menjadi pribadi yang lebih baik. Penekanan moral dan budi pekerti harus lebih sering digaungkan, dan tak bosan-bosan untuk menegur serta menghukum siswa bila berperilaku tak menyenangkan. Menghukum tidak harus selalu bersifat fisik dan kekerasan, bisa juga berupa kegiatan positif, seperti kerja bakti membersihkan sekolah, atau menghafal beberapa pelajaran penting seperti agama. Dengan peran serta sekolah yang aktif, diharapkan anak-anak berkembang dengan karakter unggul seorang pelajar.

3. Peras Serta Keluarga/Orang Tua
Seperti yang sudah disebutkan, orangtua merupakan salah satu pilar penting pembentuk karakter seorang anak. Anak bisa meniru dan mencontoh perilaku dari orangtua, maka hendaknya sebagai orangtua harus memberi contoh sikap yang baik. Kalau menyuruh anaknya salat, maka hendaknya orangtua dulu yang melaksanakan. Demikian juga dengan kewajiban berjilbab untuk remaja putri, tentunya sang ibu harus memberi keteladanan. Dengan orangtua yang aktif memberi contoh baik, diharapkan dari rumah muncul anak-anak dengan karakter unggul. Sehingga dimana pun ia berada, ia menjadi contoh kebaikan bagi sesamanya.

4. Peran Serta Individu
Seorang siswa sebagai individu yang mandiri, diharapkan untuk selayaknya memiliki dasar kepribadian  yang kuat, sehingga dalam mengaplikasikan sikap-sikap hidup yang positif ia mampu berjuang untuk teguh dalam melaksanakan kebaikan. Sikap yang kuat bisa timbul dari dalam diri sendiri karena pembiasaan dari kecil, atau ada dukungan keluarga yang mampu mensupport secara intens kepadanya. Keterbukaan antara orangtua dan anak selayaknya terus menerus diupayakan, sehingga timbul komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik, diharapkan anak-anak mempunyai benteng yang kuat, yaitu rumah dan keluarga.

Di tengah gempuran lingkungan yang kini makin tak aman untuk anak-anak, selayaknya kita sebagai orangtua membentengi anak-anak kita dengan 4 pilar di atas sebagai dasar dari pembentukan karakter yang baik dan kuat. Ayo bersemangat dalam mewujudkannya, Ayah dan Bunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun