Bangku yang sama menjadi saksi kemesraan kita
Panjangnya kata tidak terasa sudah setengah hari kita habiskan
Irama  suaramu membawahkan kisah klasik kehidupan seorang pria kecil perantau
Mimik yang menjadikan kisah itu hidup seakan itu kisah ku sendiri
Bibir yang melengkung ke atas dengan paduan kelopak mata sedikit menyipit
Tangan kanan yang selalu menari mengikuti irama dari setiap kata yang dilontarkan
Semuanya itu berpadu menjadi satu
ingatan yang tidak terlupakan dan akan aku bawah kelak untuk anak ku
Memberitahukan kisah pria tegar hati dan patang menyerah
Sosok penopang dan penguat ku
Terima kasih untuk semua hal yang sudah diberkan untuk ku
Ingatlah doa anakmu mengiringi kebahagiaan mu di Surga.
Amin
by Lusia Missa
Ingatan Yang Manis
Kupang, 4 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H