Di belakang rumah terdapat persawahan dan di samping kanan rumah ada rumah warga. Keadaan rumah yang akan kami tempati adalah perumahan desa pada umumnya. Ketika disuruh masuk ke dalam dan diperhatikan, rumahnya tidak cukup terawat. Banyak debu yang menempel di jendela rumah, ada juga sarang laba-laba pada dinding dan atap rumah, lantainya sangat berabu dan hanya menggunakan satu penerangan yang berada tepat ditengah-tengah ruangan.Â
Setelah itu, kami langsung berinisiatif untuk membersihkan rumah itu karena kata Bapak Esa, sudah 2 tahun dibiarkan kosong oleh pemilik sebelumnya. Pantas saja keadaan rumahnya seperti itu, ternyata sudah dibiarkan kosong cukup lama.
Dari sinilah kisah horor itu dimulai...
Kami 23 orang ini adalah mahasiswa yang dibagi dengan latar belakang jurusan (Program Studi) yang berbeda-beda. Ada yang dari Akuntansi Publik, Akuntansi Politik, Sosiologi, Psikologi, Teknik Pertambangan, Kimia, Fisika, Matematika, Biologi, Â Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi. Kami disatukan dengan perbedaan yang ada. Awal mula hubungan kami masih terasa sangat canggung karena belum saling mengenal satu sama lain.
Rumah yang kami tempati mempunyai 2 kamar tidur yaitu kamar tidur utama dan kamar tidur biasa, 1 ruang makan dan 1 ruang tamu. Kami sepakati bersama bahwa yang menempati 2 kamar tidur adalah teman perempuan dan untuk teman laki-laki menempati ruang tamu.
Singkat cerita, ketika suatu malam sekitar pukul 22.00 WITA, kami berkumpul di ruang tamu dan sedang membicarakan hal-hal random, tiba-tiba salah satu teman saya bernama Neke mengajukan protesnya tentang  kapasitas orang dalam kamar tidur kepada kami yang menempati kamar tidur biasa. Kebetulan dia menempati kamar tidur utama bersama Priska, Cia, Lia, Yumni, Serly, Sofi, Ka Ita, dan Ani sedangkan  saya, Niken, Enu Asni, Ka Fera, Ria, dan Oche menempati kamar tidur biasa.
(percakapan dalam bahasa Kupang)
"Basong yang di kamar biasa pung sadiki le. Cuman 6 orang sa ni. Katong pung kamar sampe 10 orang memang !!" ucap Neke
Â
"Sonde bisa !! katong hanya pas 6 orang sa, sond bisa lebih. Kamar talalu sempit tambah le tempat tidor kecil. Ini sa ketong tidur su batadempet" balas Niken anggota kamar biasa
Â