Mohon tunggu...
Luqman Hakim
Luqman Hakim Mohon Tunggu... Desainer - Tinggal di Depok masih pengen jadi orang kreatif, terus, sampai tua, sampai nggak bisa kreatif lagi.

Orang biasa dan bukan siapa-siapa. Bukan wartawan, bukan penulis, bukan kartunis, bukan komikus, bukan fotografer, bukan desainer, bukan animator, jangan juga nuduh Art Director apalagi Creative Director, bukan dan bukan, pokoknya bukan siapa-siapa. Cuma orang biasa yang pengen tetep selalu kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa yang Terjadi Tanggal 22 Juli 2014?

13 Juli 2014   08:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:29 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14051693602110765225

Namun ketika salah seorang sekuriti tempat saya bekerja mengomentari, "Sudah Man, sana kamu berangkat saja, kejadian ini tak akan pernah terulang lagi! Kamu mahasiswa, ini kesempatan besar buat kamu menceritakan pada anak-cucu kamu bahwa kamu pernah demonstrasi ke pemerintah bersama mahasiswa lain dalam jumlah besar. Ini sama seperti kejadian 66, berangkatlah sana, sayang saya bukan mahasiswa, saya cuma sekuriti biasa."

Omongan sekuriti di tempat saya bekerja malah membuat saya jadi yakin untuk bolos kerja, berangkatlah saya bersama teman-teman mahasiswa long march ke gedung MPR/DPR RI dan kami mahasiswa Indonesia berhasil menduduki gedung paling terhormat di negeri ini. Sempat saya berbuat gila, saat kami mahasiswa Indonesia menduduki atap gedung MPR/DPR RI, saya mengencinginya dan berpikir, kapan lagi saya bisa mengencingi gedung paling terhormat di negeri ini? Aksi spontan saya malah diikuti oleh beberapa mahasiswa lain dan alhasil atap gedung MPR/DPR RI bau pesing akibat ulah kami.

4 hari lamanya, dari tanggal 18 Mei hingga 21 Mei 1998 kami mahasiswa Indonesia menduduki gedung MPR/DPR RI, hingga akhirnya di jam 9 pagi, Pak Harto mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka Jakarta dan meminta maaf kepada seluruh rakyat apabila dalam memimpin banyak melakukan kesalahan.

Kami mahasiwa Indonesia bersorak bergembira, kami pun kembali ke rumah dan ke kampusnya masing-masing, seperti saya juga yang kembali beraktivitas kuliah sambil kerja. Tak perlu ditanya apa yang terjadi saat saya balik ke kantor, saya dimarahi kepala cabang kantor tempat saya bekerja karena bolos 4 hari, terkena SP (Surat Peringatan) dan saya hanya tersenyum-senyum sendiri menerimanya. Setidaknya saya jadi ikut saksi sejarah atas runtuhnya rezim Orde Baru.

22 Juli 2014, Apa yang Akan Terjadi?

Kejadian demonstrasi mahasiswa 1998 itu sudah 16 tahun lalu, usia saya pun masih muda ketika itu, masih 23 tahun. Kini usia saya akan memasuki 40 tahun, usia di mana sering dibilang orang sebagai usia dewasa matang. Ya, saya sudah menikah dan punya 3 orang anak. Hidup saya pun kini lebih banyak diprioritaskan untuk keluarga demi melihat mereka bahagia.

Pemilu Presiden 2014 tanggal 11 Juli lalu ketika saya menjadi anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di TPS 36 tempat saya tinggal, dari 344 warga yang menyalurkan hak pilihnya, 145 orang memilih pasangan Prabowo-Hatta dan 195 orang memilih pasangan Jokowi-JK, sisanya 4 orang tidak memilih alias golput. Dari jauh-jauh hari sebelum Pemilu Presiden beberapa teman meramalkan akan terjadi kerusuhan horizontal yang sama atau malah lebih besar dari Kerusuhan Mei 1998. Mereka bilang ini terjadi apabila ada massa dari salah satu pasangan capres yang tidak terima bila mereka kalah.

Sudah lama saya tidak bekerja di Bank BNI, kini saya bekerja di sebuah perusahaan Multimedia dan Internet yang bertempat di BeritaSatu Plaza, Jakarta. Ya, BeritaSatu TV adalah stasiun televisi yang tidak begitu disukai Prabowo dan ini jelas-jelas dikemukakannya saat press conference-nya dengan para jurnalis beberapa waktu lalu. Prabowo menyinggung BeritaSatu TV, Metro TV sebagai media yang tidak berimbang dalam pemberitaan mengenai dirinya. Sudahlah, saya tak mau mengomentari tvOne, MNC Group yang juga tidak berimbang pada pasangan Jokowi-JK, tak perlu diributkan polemik itu, tak ada gunanya.

Yang pasti, pengelola gedung tempat saya bekerja agak phobia dengan kemenangan versi Quick Count untuk pasangan capres Jokowi-JK, mereka menghimbau tenant terutama BeritaSatu untuk tidak menggunakan atribut-atribut kampanye Jokowi-JK, apalagi Pemilu Presiden sudah dilaksanakan. Pun karyawan BeritaSatu TV juga dihimbau untuk tidak menggunakan seragam karena ditakutkan akan menimbulkan aksi kerusuhan dari massa yang tidak suka atas kemenangan versi Quick Count.

Saya jelas tidak bekerja di BeritaSatu TV, tapi saya mengenal banyak teman-teman di BeritaSatu TV, yang pasti yang saya lihat, pasca Pemilu Presiden dan sejak adanya himbauan dari pengelola gedung, mereka bekerja seperti biasanya. Tetap menggunakan seragam, tetap dalam diskusi dan obrolan yang mengalir begitu saja pasca buka puasa di kantin. Di sana juga beragam, ada yang pro Prabowo-Hatta, ada yang pro Jokowi-JK, dalam setiap pembicaraan kami di kantin juga tak ada indikasi sakit hati di pendukung pasangan Prabowo-Hatta di kantor saya atas kekalahan versi Quick Count. Semuanya mengalir begitu saja, kita semua memang harus bekerja mencari nafkah untuk keluarga di rumah. Apalagi ketika hari Jumat 11 Juni kemarin Jokowi diundang secara Live untuk wawancara di BeritaSatu TV, dari sebelum kedatangan Jokowi, kantor tempat saya bekerja sudah diperiksa oleh polisi dan intel untuk memastikan keamanannya.

Yang ditakutkan banyak orang adalah ketika ada massa yang militan dari pasangan capres tertentu yang tak bisa menerima kekalahan versi Quick Count lantas melampiaskannya pada pendukung pasangan capres yang menang. Hal ini yang membuat pengelola gedung di tempat saya bekerja phobia. Segala antisipasi dilakukan untuk menghadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun