Mohon tunggu...
Luqman Hakim
Luqman Hakim Mohon Tunggu... Desainer - Tinggal di Depok masih pengen jadi orang kreatif, terus, sampai tua, sampai nggak bisa kreatif lagi.

Orang biasa dan bukan siapa-siapa. Bukan wartawan, bukan penulis, bukan kartunis, bukan komikus, bukan fotografer, bukan desainer, bukan animator, jangan juga nuduh Art Director apalagi Creative Director, bukan dan bukan, pokoknya bukan siapa-siapa. Cuma orang biasa yang pengen tetep selalu kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka untuk Pak Prabowo Subianto

23 Juli 2014   12:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:30 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14060672911762073871

Selamat pagi Pak, semoga kebaikan dan keberkahan selalu menaungi Bapak di manapun berada.

Kemarin persis KPU sudah mengumumkan hasil akhir penghitungan suara atas Pemilu Capres 9 Juli lalu. Hasilnya memang agak mengecewakan, total suara yang Bapak dapatkan dari rakyat Indonesia hanya 46,85%, terpaut 6% dari suara Pak Jokowi 53,15%. Tapi sebagaimana janji kami rakyat Indonesia, siapapun presiden yang terpilih, kami akan selalu mendukungnya, menjaganya dari hal-hal yang berbau kemunkaran yang makin mempurukkan nasib bangsa dan negara kami ke dalam jurang yang dalam.

Dari hasil yang mengecewakan ini, kami juga berusaha memahami kekecewaan Bapak. Ya, kami sadar Pak, seberapapun besar usaha manusia menggapai keinginan dan cita-citanya, tetap selalu ada Tuhan yang akan menentukan pilihan akhirnya. Pilihan Tuhan untuk memimpin negara Republik Indonesia 5 tahun ke depan ini justru jatuh ke tangan Pak Jokowi, bukan Bapak.

Kami berusaha memahaminya Pak, kekecewaan Bapak atas kenyataan ini memang sangat dalam. Kekecewaan Bapak pada Pak Jokowi, orang yang Bapak bawa dari sebuah tempat kecil di Indonesia bernama Surakarta, orang yang diangkat namanya untuk memimpin Jakarta justru menjadi lawan tangguh Bapak dalam Pemilu Presiden. Kami sangat sadar bahwa Bapak tetap manusia biasa yang tak luput dari segala sifat-sifat manusia. Marah, kesal, kecewa, merasa dikhianati, ditikam dari belakang hingga membuat Bapak merasa jadi terpuruk dengan pengumuman KPU kemarin.

Mungkin Bapak juga masih belum bisa menerima cara Bu Mega menelikung Bapak dengan mengangkat Pak Jokowi sebagai calon amandat rakyat memimpin bangsa dan mengkhianati isi perjanjian Batu Tulis 2009. Padahal dalam salah satu poin perjanjian tersebut dinyatakan akan mendukung Bapak dalam pencalonan Presiden 2014. Belum lagi beberapa petinggi dari partainya Bu Mega malah mengatakan bahwa perjanjian itu sudah lama basi karena ditandatangani tahun 2009.

Sungguh kami tak mengerti pola pikir para elit politik Pak, yang bisa kami percaya bahwa Bapak adalah orang baik yang selalu mengedepankan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Kami juga percaya, segala didikan yang pernah Bapak terima di dunia militer dari masalah wawasan berbangsa dan bernegara, masalah strategi pun inteligen, membuat Bapak sangat menyadari apa arti dari ini semua. Kami hanya bisa memahaminya dari kacamata awam rakyat biasa, kami mempelajari hal-hal yang Bapak dapatkan di dunia militer itu hanya dari film seperti Mission Impossible. Ketika sebuah pengkhianatan dilakukan oleh pemimpin agen rahasia pada agen rahasianya, semua itu diatasnamakan untuk kepentingan negara.

Masih teringat dalam ingatan kami Pak, saat Pak Jokowi Bapak bawa ke Jakarta dan disandingkan dengan Pak Ahok untuk menjadi calon pemimpin Jakarta. Masih teringat juga saat pemimpin partai asal Pak Jokowi bernaung malah ragu, apakah orang seperti Pak Jokowi mampu memimpin Jakarta. Namun dengan kegigihan Bapak yang mempercayai bahwa Pak Jokowi adalah orang baik yang mampu menjadikan ibukota negara kita menjadi lebih baik, membuat para pemimpin di partai tempat Pak Jokowi bernaung jadi percaya. Setidaknya kebaikan Bapak ini tak akan pernah kami lupakan di saat banyak orang yang tak menyukai Bapak menafikkannya. Kami pun percaya Bapak adalah orang baik yang ingin menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.

Itu yang ingin kami pahami dari sosok Bapak sebagai orang besar, salah satu tokoh di negeri ini. Bapak adalah orang yang memiliki cita-cita mulia, ingin menjadikan negara kita sebagai Macan Asia yang ditakuti dan disegani negara-negara lain, seperti halnya Indonesia di masa Soekarno.

Kenyataan yang ada sekarang justru lain, segala usaha Bapak untuk menjadikan bangsa dan negara Indonesia menjadi yang terbaik di mata dunia malah gagal oleh pengumuman KPU. Kami menyadari kekecewaan Bapak ini. Namun yang kami ini lihat justru berbeda Pak, kami justru menyalahkan beberapa orang yang ada di sekeliling Bapak sebagai parasit dan benalu yang merusak kebaikan Bapak. Mereka hanya ingin mendompleng nama Bapak seandainya Bapak menjadi Presiden RI. Mereka mengompor-ngompori Bapak dengan fakta dan data yang menyesatkan. Mereka membohongi Bapak dengan segala macam penghitungan Quick Count buatan dan sulit dipertanggungjawabkan kebenarannya. Segala kebaikan Bapak dirusak oleh orang-orang seperti ini yang menaungi Bapak dalam tim sukses.

Dari kenyataan ini, kami rakyat hanya bisa mendoakan Bapak selalu dalam lindungan-Nya, selalu diberi hati yang lapang dan legowo menerimanya. Apapun adanya, KPU sudah mengumumkan pilihan rakyat Indonesia jatuh pada Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla. Masih ada jalan lain untuk membuktikan kebenaran tersebut lewat jalur hukum yang ada, Mahkamah Konstitusi siap menunggu Bapak atas keberatan keputusan KPU ini. Kami pun mendukung segala usaha Bapak asalkan itu memang ditujukan untuk kebaikan kita bersama, rakyat Indonesia. Kami tak ingin terpecah-pecah dan terkotak-kotak, biar bagaimapun kami akan selalu melihat para pemimpin kami, merekalah yang akan membawa kami ke jalan kebaikan.

Adapun atas keputusan KPU memenangkan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, kami hanya bisa mendoakan mereka berdua agar selalu ada dalam lindungan dan rahmat-Nya dalam memimpin kami ke arah kebaikan hidup di dunia, menjadikan kami sebagai bangsa yang besar dan mampu berdiri sendiri di atas tanah airnya sendiri. Kami juga ingin memiliki kebanggaan mengakui diri bahwa kami adalah orang Indonesia di mata dunia internasional.

Terakhir untuk Bapak, sifat legowo yang Bapak miliki akan membuat hati kami semua menjadi teduh Pak, kami pun akan bangga melihat Bapak menjadi orang yang memiliki jiwa dan sifat ksatria. Keputusan Bapak yang seperti ini akan tercatat dalam tinta emas sejarah Indonesia dan kami akan bangga menceritakannya ke anak cucu kami, bahwa pernah ada orang yang memiliki keberanian yang besar dan hati yang lapang, meski ia gagal menjadi Presiden RI, namun ia mampu menjaga keutuhan negara ini dengan segala kebaikan yang ada di dirinya.

Orang itu adalah Prabowo Subianto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun