Mohon tunggu...
L.H Project
L.H Project Mohon Tunggu... Seniman - warga sipil

Demi kalam dan apa yang mereka tulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jika Kau Pemuda

30 Oktober 2023   09:03 Diperbarui: 3 Februari 2024   16:27 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partisipasi pemilih muda harus dibangun karena suara generasi muda merupakan bentuk   tanggung   jawab   terhadap   proses   keberlanjutan   kepemimpinan   daerah   dan nasional.  Rasa  tanggung  jawab  yang  tinggi  sebagai  warga  negara  dapat  mendorong partisipasi pemilih pemula tinggi untuk memberikan hak suara. 

Suara  mereka  harus  digunakan  dengan  semurni  mungkin,  terhindar  dari  money politics  yang  sudah  mewabah  dalam  pemilu  di  Indonesia. Penyelenggaraan  pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, jujur dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh  penyelenggara  pemilihan  umum yang  mempunyai  integritas,  profesionalitas  dan akuntabilitas.

Partisipasi  merupakan  salah  satu  aspek  penting  dari  demokrasi.  Asumsi  yang mendasari demokrasi (partisipasi) merupakan orang  yang paling tahu tentang apa  yang baik bagi dirinya. 

Pemilih pemula dalam katagori politik adalah kelompok pemula yang baru  pertamakali  menggunakan  hak  pilihannya,  orientasi pemilih  pemula  ini  selalu dinamis    dan    akan    berubah    mengikuti    kondisi  dan    faktor-faktor    yang mempengaruhinya., pendidikan   politik   dan   demokrasi   kepada   segenap   masyarakat khususnya  pemuda  (pemilih  pemula)  harus  segera  dilakukan  untuk  menekan  serendah mungkin ketidak terlibatan pemilih dalam pemilu

Pemilih  pemula  yang  terdaftar  atas  pelajar mahasiswa  atau  pemilih  dengan rentang  usia  17-21  tahun  menjadi  sagmen  yang  sangat  unik,  sering  kali menimbulkan kejutan  dan  tentunya  menjanjikan  secara  kuantitas,  penyebutan  kata  unik  untuk  para pemula  sebab  pemilih  pemula  sangat  antusiasme tinggi,  relatif  dan  rasional,  haus  akan perubahan dan sayangnya sangat tipis akan kadar polusi pragmatisme.

Proses  Pemilu  bukan  hanya  sekadar  upaya  memperoleh  suara  pemilih,  namun sepatutnya  lebih  substansial  yaitu  peningkatan  pemahaman  dan  kesadaran sebagai masyarakat khususnya pemuda yang sudah mulai apatis sehingga mereka berpartisipasi aktif dalam proses pemilu sebagai proses legal pergantian kepemimpinan daerah dan juga nasional.

Pemuda sebagai generasi penerus tentunya juga harus belajar kepada yang lebih paham tentang pemilu karena suara mereka harus digunakan dengan semurni mungkin, terhindar dari money politics yang sudah mewabah dalam pemilu di Indonesia. 

Namun, tentu  bukan  persoalan  jumlah  suara  semata,  melainkan  yang lebih  penting  adalah pendidikan   politik   bagi   generasi   muda. Tingkat Partisipasi  yang  tinggi  merupakan  salah  satu  bentuk  tanggung  jawab  generasi muda terhadap keberlangsungan Agenda Pemilu 5 tahunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun