Partisipasi pemilih muda harus dibangun karena suara generasi muda merupakan bentuk  tanggung  jawab  terhadap  proses  keberlanjutan  kepemimpinan  daerah  dan nasional.  Rasa  tanggung  jawab  yang  tinggi  sebagai  warga  negara  dapat  mendorong partisipasi pemilih pemula tinggi untuk memberikan hak suara.Â
Suara  mereka  harus  digunakan  dengan  semurni  mungkin,  terhindar  dari  money politics  yang  sudah  mewabah  dalam  pemilu  di  Indonesia. Penyelenggaraan  pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, jujur dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh  penyelenggara  pemilihan  umum yang  mempunyai  integritas,  profesionalitas  dan akuntabilitas.
Partisipasi  merupakan  salah  satu  aspek  penting  dari  demokrasi.  Asumsi  yang mendasari demokrasi (partisipasi) merupakan orang  yang paling tahu tentang apa  yang baik bagi dirinya.Â
Pemilih pemula dalam katagori politik adalah kelompok pemula yang baru  pertamakali  menggunakan  hak  pilihannya,  orientasi pemilih  pemula  ini  selalu dinamis   dan   akan   berubah   mengikuti   kondisi  dan   faktor-faktor   yang mempengaruhinya., pendidikan  politik  dan  demokrasi  kepada  segenap  masyarakat khususnya  pemuda  (pemilih  pemula)  harus  segera  dilakukan  untuk  menekan  serendah mungkin ketidak terlibatan pemilih dalam pemilu
Pemilih  pemula  yang  terdaftar  atas  pelajar mahasiswa  atau  pemilih  dengan rentang  usia  17-21  tahun  menjadi  sagmen  yang  sangat  unik,  sering  kali menimbulkan kejutan  dan  tentunya  menjanjikan  secara  kuantitas,  penyebutan  kata  unik  untuk  para pemula  sebab  pemilih  pemula  sangat  antusiasme tinggi,  relatif  dan  rasional,  haus  akan perubahan dan sayangnya sangat tipis akan kadar polusi pragmatisme.
Proses  Pemilu  bukan  hanya  sekadar  upaya  memperoleh  suara  pemilih,  namun sepatutnya  lebih  substansial  yaitu  peningkatan  pemahaman  dan  kesadaran sebagai masyarakat khususnya pemuda yang sudah mulai apatis sehingga mereka berpartisipasi aktif dalam proses pemilu sebagai proses legal pergantian kepemimpinan daerah dan juga nasional.
Pemuda sebagai generasi penerus tentunya juga harus belajar kepada yang lebih paham tentang pemilu karena suara mereka harus digunakan dengan semurni mungkin, terhindar dari money politics yang sudah mewabah dalam pemilu di Indonesia.Â
Namun, tentu  bukan  persoalan  jumlah  suara  semata,  melainkan  yang lebih  penting  adalah pendidikan  politik  bagi  generasi  muda. Tingkat Partisipasi  yang  tinggi  merupakan  salah  satu  bentuk  tanggung  jawab  generasi muda terhadap keberlangsungan Agenda Pemilu 5 tahunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H