Hari ini Minggu, 22 September 2013. Sore harinya, keluarga host-ku mengajakku sandboarding.
“We’ll go sandboarding, do you want to join us?” tanya Kim.
“Sure, of course!” jawabku senang.
Kami pun bersiap-siap menuju pantai. Ryan, Samantha, dan Tyler membantu menyiapkan papan seluncur.
Kim mengendarai mobil menuju Nanarup Beach, 20 kilometer sebelah timur Albany. Untuk mencapai tempat sandboarding, kami harus melalui jalan setapak, semak belukar, dan ilalang kering yang tumbuh liar di sepanjang pantai. Mengendara di pasir pantai butuh teknik khusus, salah satunya Kim mengempeskan ban mobil supaya ban lebih mudah mencengkeram pasir.
Beberapa menit kemudian, sampailah kami di sebuah gumuk pasir besar. Ternyata, di sinilah kami akan melakukan sandboarding. Kim memarkir mobilnya di bawah gumuk pasir tersebut.
Ryan mengawali sandboarding. Ia tampaknya sudah mahir. Ia mencoba menghadap ke belakang saat meluncur ke bawah. Samantha giliran berikutnya. Ia melakukannya dengan baik. Tyler juga meluncur dengan lancar.
Setelah itu giliranku. Ketika aku mendaki gumuk pasir untuk bersiap-siap melakukan sandboarding, aku sempat terjatuh. Lensa kameraku kemasukan pasir. Aku sedikit kecewa, namun aku tetap melanjutkan mendaki ke atas gumuk pasir. Akhirnya, aku sampai di puncak gumuk pasir. Perasaanku campur aduk. Aku merasa terpesona melihat keindahan alam pantai dan lautan dari atas gumuk pasir ini. Di sisi lain, sebetulnya aku cukup ketakutan saat melihat ke bawah. Tubuhku bergetar hebat. Aku pun berpegangan ke batang tumbuhan yang tumbuh liar di atas gumuk pasir. Aku sempat mengambil beberapa foto dan ber-selfie di atas gumuk pasir, walaupun sejatinya aku khawatir apabila tubuhku tidak dapat stabil. Aku meminta Kim untuk merekam sandboarding-ku.
Cara sandboarding adalah Anda harus duduk di atas papan seluncur. Kedua kaki Anda harus masuk di antara tali yang akan digunakan untuk berpegangan. Luruskan kedua kaki Anda. Badan tegak lurus, dan nikmati sandboarding Anda!
Alhamdulillah, aku bisa meluncur dengan lancar.
“Are you happy?” tanya Kim, “Is that fun?”
Aku tidak bisa berkata-kata, aku hanya tersenyum. Jantungku masih berdegup kencang setelah sandboarding. Ia tertawa melihatku.
Berikutnya, Kim menawari Nat untuk sandboarding juga. Awalnya Nat tidak mau, namun setelah dibujuk Kim, akhirnya dia setuju untuk sandboarding. Dia berteriak layaknya sedang naik roller coaster saat sandboarding.
Setelah itu, kami kembali ke mobil. Setelah mobil keluar dari pasir dan kembali ke jalan raya, Kim memompa kembali ban mobil kembali ke keadaan semula.
“Kamu sudah pernah melihat kanguru?” tanya Nat.
“Belum,” jawabku.
“Yuk, kita lihat apa yang kamu makan kemarin,” kata Nat.
“Aku setuju,” kataku.
Kim mengarahkan mobil menuju Kalgan River Chalets & Caravan Park yang terletak di 247 Nanarup Road, tidak jauh dari Nanarup Beach. Di sepanjang perjalanan, sudah tampak beberapa kanguru yang sedang berada di padang rumput.
Sampailah kami di Kalgan River Chalets & Caravan Park. Di sana ada beberapa kanguru. Aku sempat berfoto dengan kanguru tersebut. Kami tidak lama berada di sana. Kami kembali ke Albany.
[caption caption="Penulis dengan latar belakang kanguru"][/caption]Pasir pantai dan air laut yang mengenai mobil harus segera dibersihkan, kalau tidak, bisa merusak mobil. Kami mampir dulu di sebuah tempat cuci mobil. Di sini cuci mobil dilakukan dengan mesin, jadi kita bisa tetap berada di dalam mobil.
Sore ini, aku berencana melaksanakan janjiku untuk memasakkan nasi goreng kepada keluarga host-ku.
Aku sudah menyiapkan nasi yang akan digoreng. Beberapa saat kemudian aku memasak. Setelah jadi, aku menghidangkannya kepada keluarga host-ku.
“Terima kasih,” ujarku. Rasanya senang bisa memperkenalkan masakan Indonesia kepada orang luar negeri. Bahkan, Kim berinisiatif menambahkan saus tabasco ke piringnya.
“Nasi gorengnya kurang ‘hot’ sedikit,” kata Kim.
“Tidak, ini sudah pedas sekali!” kata Nat. Padahal, aku hanya menggunakan bumbu secukupnya, jaga-jaga kalau misalnya mereka merasa kepedasan. Malahan aku tidak mengira kalau Kim akan menambahkan saus tabasco ke piringnya. Saus tabasco kan rasanya kuat sekali, kalau tidak bisa dibilang pedas.
Setelah makan malam, aku mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke camp. Aku dan teman-teman peserta sister school akan camping bareng para siswa yang belajar bahasa Indonesia di Camp Kennedy. Miss Lucy berjanji, camping ini akan sangat berbeda dengan camping di Indonesia, dan pastinya sangat menyenangkan. Hmm, aku tidak sabar untuk segera mengikuti camping di Camp Kennedy!
Kim dan Nat membantuku mempersiapkan diri untuk camping besok. Kim meminjamkan sleeping bag. Dia memberitahuku bahwa tidak ada pemanas di sana, jadi aku harus membawa sleeping bag.
Aku sangat senang hari ini. Aku bisa sandboarding untuk pertama kalinya di Nanarup Beach. Kemudian, aku melihat kanguru secara langsung untuk pertama kalinya di Kalgan River Chalets & Caravan Park. Setelah itu, aku berhasil memasakkan keluarga host-ku makan malam nasi goreng, dan kata mereka nasi gorengnya enak! Besok, kami akan camping di Camp Kennedy. Walapun begitu, aku agak kecewa karena kameraku rusak karena lensanya kemasukan pasir saat sandboarding di Nanarup Beach. Untungnya, masih ada HP.
Australia mempunyai banyak keindahan alam. Alhamdulillah, aku bisa mewujudkan impianku melihat dan berinteraksi dengan kanguru secara langsung dan melakukan sandboarding di pantai. Bagi Anda yang berniat berkunjung ke Australia, dua kegiatan ini patut dicoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H