Mohon tunggu...
Luqman Fahrudin
Luqman Fahrudin Mohon Tunggu... Lainnya - Kreatif

Menulis kreatif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Konflik Tiada Henti #006

6 Maret 2022   17:27 Diperbarui: 3 Juni 2023   10:59 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berulang manusia tak mampu belajar,masa lalu kelam, darah-darah ditumpahkan,jalan-jalan memerah, tembok-tembok menghitam,
pohon-pohon terbakar, bunga jalan menghilang.
Lalu kelak apa yang akan kita ceritakan?

Salah menyalakan, berkoar adu kebenaran.
Curiga dan benci, khawatir dan ambisi,
rasa yg telah ada dari jaman purba,
terus terwaris pada anak cucu Adam Hawa.
Dari abad ke abad, dari generasi ke generasi.
Akankah harapan itu hanya sekedar ilusi?
Keadilan, dan kedamaian, seolah hanya sekedar narasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun