Musim Hujan 2024Musim hujan 2024 menjadi sorotan utama di Indonesia, terutama karena fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Mulai dari hujan deras yang disertai angin kencang, banjir, hingga longsor, cuaca ekstrem tahun ini memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk infrastruktur, ekonomi, kesehatan, dan kehidupan masyarakat secara umum. Fenomena ini bukan hanya memperburuk keadaan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif dalam menghadapi bencana alam.
Fenomena Cuaca Ekstrem diPeningkatan Intensitas Curah Hujan
Salah satu fenomena utama yang muncul di musim hujan 2024 adalah peningkatan intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia diperkirakan meningkat drastis. Hal ini berkaitan dengan fenomena La Nia yang masih berlanjut, yang memengaruhi pola cuaca global dan meningkatkan kemungkinan terjadinya hujan lebat dalam periode yang lebih lama.
Berdasarkan data yang ada, beberapa wilayah yang biasanya mengalami musim hujan dengan curah hujan moderat, seperti Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera, kini menghadapi hujan yang lebih intens dalam waktu singkat. Fenomena ini menyebabkan banjir di kawasan-kawasan yang selama ini dianggap aman dari risiko bencana alam. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan saluran drainase tidak mampu menampung volume air, memicu banjir yang merendam permukiman dan pusat-pusat ekonomi.
Banjir dan Longsor: Ancaman yang Mengintai
Banjir dan longsor menjadi dua bencana alam yang sangat terkait dengan fenomena cuaca ekstrem di musim hujan 2024. Hujan lebat yang turun dengan intensitas tinggi meningkatkan potensi terjadinya banjir, terutama di daerah perkotaan yang sudah mengalami masalah dengan drainase yang buruk. Di Jakarta, misalnya, sejumlah titik yang biasanya aman dari banjir, seperti kawasan Kemayoran dan Cawang, kini terancam kebanjiran setelah hujan deras yang berlangsung selama beberapa jam.
Sementara itu, di daerah pegunungan seperti Jawa Barat dan Sumatera, tanah yang tererosi oleh hujan lebat sering kali memicu longsor. Longsor menjadi ancaman besar, mengingat sejumlah permukiman padat penduduk dan infrastruktur vital berada di kawasan rawan longsor. Pada musim hujan 2024, BMKG memperingatkan bahwa kemungkinan terjadi longsor di daerah-daerah dengan lereng curam dan vegetasi yang kurang dapat menyerap air semakin besar.
Banjir dan longsor tidak hanya merusak infrastruktur dan mengancam keselamatan jiwa, tetapi juga berdampak negatif terhadap perekonomian lokal. Sebagian besar kawasan pertanian terendam banjir, sementara jalan-jalan utama terputus akibat longsor, menghambat distribusi barang dan layanan.
 Dampak pada Infrastruktur dan Transportasi
Selain banjir dan longsor, musim hujan 2024 juga mengganggu infrastruktur transportasi. Jalan-jalan yang terendam air mengakibatkan kemacetan parah, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Menurut data dari Dinas Perhubungan Jakarta, selama beberapa pekan terakhir, lebih dari 10 jalan utama yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dan permukiman terendam banjir, mengakibatkan antrean panjang kendaraan dan penurunan produktivitas.
Transportasi udara juga mengalami gangguan akibat cuaca buruk. Penerbangan yang terdampak oleh hujan lebat dan kabut tebal memaksa beberapa bandara untuk menunda atau membatalkan jadwal penerbangan. Sejumlah penumpang yang tertunda penerbangannya harus menghadapi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Tidak hanya itu, banyak jembatan dan saluran drainase yang sudah tua dan kurang terawat juga tidak mampu menahan beban air yang begitu tinggi. Pada beberapa kasus, jembatan ambruk akibat longsoran tanah yang terjadi di sekitar area jembatan. Hal ini semakin menambah tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur di tengah fenomena cuaca ekstrem.
Penyakit yang Ditularkan Lewat Air dan Vektor Penyakit
Musim hujan juga berdampak pada meningkatnya kasus penyakit yang ditularkan lewat air dan vektor penyakit. Salah satu penyakit yang sering muncul selama musim hujan adalah demam berdarah (DBD). Genangan air yang ditinggalkan setelah banjir menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD. Di beberapa wilayah, terutama Jakarta, Bandung, dan Surabaya, rumah sakit mengalami lonjakan pasien DBD akibat banyaknya genangan air yang tidak segera dibersihkan.