Mohon tunggu...
Luqman AdiWibowo
Luqman AdiWibowo Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Jurusan Teknologi Informasi

Seorang mahasiswa TI memiliki keterampilan di bidang pemrograman android menggunakan bahasa Kotlin, dan Unity AR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penentuan Destinasi Wisata Terbaik Di Jawa Tengah Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

15 Juni 2024   11:27 Diperbarui: 15 Juni 2024   11:51 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Hasil Perangkingan (Dok. pribadi)

Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan berbagai jenis wisata, mulai dari alam, budaya, belanja, hingga kuliner. Provinsi ini menarik wisatawan lokal maupun internasional, menempati peringkat ketiga setelah Jawa Barat. Beberapa destinasi populer di Jawa Tengah, terutama di daerah pegunungan seperti Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing, menawarkan keindahan alam yang memukau. Destinasi seperti Negeri Kahyangan dan Negeri Sayur Sukomakmur menjadi favorit para pengunjung. Selain itu, berbagai kegiatan budaya seperti Dieng Culture Festival, Festival Kota Lama, dan Festival Balon Wonosobo menambah daya tarik provinsi ini sebagai tujuan wisata yang menarik.

Meskipun demikian, banyak wisatawan mengalami kesulitan dalam menentukan destinasi wisata di Jawa Tengah. Kurangnya publikasi yang komprehensif di media sosial dan keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola produk serta layanan wisata menjadi kendala utama. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu wisatawan dalam memilih destinasi wisata terbaik. Pada artikel ini, peneliti menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk membangun sistem pendukung keputusan tersebut. Dengan mengevaluasi kriteria seperti fasilitas, keamanan, akses jalan, ulasan rating, biaya, dan kebersihan berdasarkan ulasan pengunjung di Google Maps, diharapkan sistem ini dapat memudahkan wisatawan dalam menentukan pilihan destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah. Implementasi metode AHP diharapkan dapat meningkatkan pengalaman wisatawan dan membantu pemerintah daerah dalam mempromosikan dan mengelola tempat-tempat wisata dengan lebih efektif.

Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, data mengenai destinasi wisata di Jawa Tengah dikumpulkan melalui Google Maps. Platform ini dipilih karena menyediakan informasi komprehensif dan aktual tentang berbagai tempat wisata, mencakup ulasan pengguna, rating, hingga fasilitas yang ada di tempat tersebut. Data diambil pada Minggu, 2 Juni 2024, untuk memastikan bahwa informasi yang diperoleh adalah terkini dan relevan, serta mencakup berbagai aspek penting yang dapat mempengaruhi penilaian wisatawan terhadap suatu destinasi wisata.

Proses pengumpulan data dimulai dengan identifikasi tempat wisata di Jawa Tengah menggunakan kata kunci "wisata Jawa Tengah" pada pencarian Google Maps. Hasil pencarian menampilkan berbagai destinasi wisata yang tersebar di seluruh provinsi. Dari hasil tersebut, dipilih 20 tempat wisata yang paling relevan dan populer berdasarkan ulasan dan rating pengguna. Pemilihan ini dilakukan untuk menentukan destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah, mencakup berbagai jenis wisata mulai dari alam hingga budaya, guna memberikan representasi yang komprehensif tentang potensi wisata di provinsi ini. 

Tempat-tempat wisata yang dipilih meliputi destinasi terkenal seperti Candi Borobudur, Lawang Sewu, dan Pantai Kartini, serta tempat-tempat menarik lainnya seperti Puncak Gunung Telomoyo dan Negeri Sayur Sukomakmur. Berikut adalah daftar lengkap 20 tempat wisata yang diidentifikasi: Candi Borobudur, Ketep Pass, Negeri Kahyangan, Lawang Sewu, Puncak Gunung Telomoyo, Candi Gedong Songo, Taman Bunga Celosia, Pantai Kartini, Taman Wisata Kopeng, Bukit Sikunir, Kawah Sikidang, Bukit Skooter, Puncak Gunung Prau, Posong Temanggung, Kebun Teh Sikatok Wonosobo, Telaga Menjer, Pantai Menganti, Pantai Ketawang, Silancur Highland, dan Negeri Sayur Sukomakmur. Pemilihan tempat-tempat ini didasarkan pada tujuan penelitian untuk memberikan panduan kepada wisatawan dalam menentukan destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah.


Metode Penelitian

Penelitian ini akan melalui beberapa tahapan yang mencakup pengumpulan data dan pengolahan data yang telah diperoleh. Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk mempermudah pengambilan langkah-langkah selanjutnya sehingga penelitian dapat diselesaikan secara sistematis dan terstruktur. Berikut adalah flowchart yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar Metode Penelitian (Dok. pribadi)
Gambar Metode Penelitian (Dok. pribadi)

Penjelasan dari gambar 1 sebagai berikut:

  • Perencanaan: Pada tahapan ini, data dikumpulkan melalui platform Google Maps dengan tujuan mencari ulasan dari pengunjung wisata di Jawa Tengah. Data ini akan digunakan sebagai alternatif dalam penentuan destinasi wisata terbaik. 
  • Studi Literatur: Pada tahapan ini, artikel-artikel yang relevan dipelajari dan dianalisis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai penentuan destinasi wisata terbaik menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

1. Analisis Data

Dalam tahapan ini, penulis memilih sampel data yang digunakan untuk penelitian penentuan destinasi wisata terbaik. Pengujian data dilakukan dengan metode AHP terhadap berbagai alternatif, kriteria, dan subkriteria yang digunakan untuk mendapatkan hasil peringkat dari nilai terbesar hingga terkecil. Data yang diambil dari Google Maps pada Minggu, 2 Juni 2024, memastikan bahwa informasi yang diperoleh adalah terkini dan relevan, mencakup berbagai aspek penting yang dapat mempengaruhi penilaian wisatawan.

2. Penentuan Destinasi Wisata Terbaik

Tahapan ini menghasilkan resume penentuan destinasi wisata terbaik yang akan dijadikan alternatif terbaik. Dalam penentuan destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah, digunakan metode AHP yang dikembangkan oleh Saaty. Menurut Saaty (2008), AHP adalah teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan yang bergantung pada penilaian para ahli untuk mendapatkan skala prioritas. Tahapan dalam AHP meliputi identifikasi masalah dan tujuan penyelesaiannya, pembuatan model hirarki, pembentukan matrik perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix), normalisasi matrik, penghitungan bobot relatif, dan pengujian konsistensi.

3. Evaluasi dan Perangkingan

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah menentukan rangking prioritas keseluruhan. Skor akhir untuk setiap alternatif dihitung dengan mengalikan bobot relatif dari setiap kriteria atau subkriteria dengan nilai perbandingan alternatif terhadap kriteria atau subkriteria tersebut dan kemudian menjumlahkannya. Rumus umum untuk menghitung skor akhir (S) dari sebuah alternatif adalah: 

Rumus menghitung skor akhir (s) (Dok. pribadi)
Rumus menghitung skor akhir (s) (Dok. pribadi)

di mana Wi adalah bobot relatif dari kriteria/subkriteria ke-i dan Ri adalah nilai perbandingan alternatif terhadap kriteria/subkriteria ke-i. Dengan metode ini, diharapkan wisatawan dapat lebih mudah menentukan destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah berdasarkan evaluasi yang sistematis dan terstruktur.

Analisis Data dan Pembahasan Pemilihan Destinasi Wisata Terbaik di Jawa Tengah Menggunakan Metode AHP

A. Analisis Data 

Pada kasus yang dibahas, terdapat 20 destinasi wisata yang dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dari Google Maps. Tahapan analisis ini melibatkan pengolahan data menggunakan kriteria dan sub-kriteria yang telah ditentukan. Berikut adalah tabel kriteria dan sub-kriteria yang digunakan: 

Tabel Kriteria dan Sub Kriteria (Dok. pribadi)
Tabel Kriteria dan Sub Kriteria (Dok. pribadi)

Tahapan Perhitungan AHP

1. Penyusunan Struktur Hirarki 

Tahapan ini dimulai dengan menyusun hirarki berdasarkan identifikasi tabel kriteria dan sub-kriteria. Berikut adalah hirarki penentuan wisata terbaik di Jawa Tengah: 

Hirarki Penentuan Wisata Terbaik di Jawa Tengah (Dok. pribadi)
Hirarki Penentuan Wisata Terbaik di Jawa Tengah (Dok. pribadi)

2. Mengisi Nilai Perbandingan Berpasangan 

Nilai perbandingan berpasangan mengacu pada tabel skala kepentingan Saaty dan diisi berdasarkan pendapat pakar. Terdapat tujuh matriks, yaitu matriks perbandingan berpasangan kriteria utama dan sub-kriteria akses jalan, fasilitas, keamanan, kebersihan, rating, dan biaya tiket. 

Tabel Perbandingan Berpasangan

Berikut adalah beberapa contoh tabel perbandingan berpasangan yang digunakan dalam analisis:

Tabel Perbandingan Berpasangan kriteria (Dok. pribadi)
Tabel Perbandingan Berpasangan kriteria (Dok. pribadi)

B. Pembahasan

Setelah pengolahan data perbandingan berpasangan, dilakukan perhitungan bobot relatif, pengujian CI dan CR, serta perangkingan. Berikut langkah-langkahnya:  

1. Perhitungan Bobot Relatif

Langkah ini melibatkan penjumlahan kolom matriks, normalisasi matriks, dan penghitungan rata-rata untuk mendapatkan bobot relatif. Berikut adalah hasil perhitungannya:  

Gambar Tabel Perhitungan Bobot Relatif (Dok. pribadi)
Gambar Tabel Perhitungan Bobot Relatif (Dok. pribadi)

2. Uji Konsistensi

Uji konsistensi dilakukan dengan menghitung nilai CI dan CR untuk memastikan pengisian nilai perbandingan berpasangan tidak dilakukan secara acak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua nilai CR berada di bawah 0,1, sehingga matriks dianggap konsisten.

Gambar Tabel Uji Konsistensi (Dok. pribadi)
Gambar Tabel Uji Konsistensi (Dok. pribadi)

3. Perangkingan Alternatif

Setelah pengujian, dilakukan perangkingan alternatif dengan menghitung total skor untuk setiap destinasi. Berikut adalah hasil perhitungan dan perangkingan:

Gambar Hasil Perangkingan (Dok. pribadi)
Gambar Hasil Perangkingan (Dok. pribadi)

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah ditentukan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan 20 sampel destinasi yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lawang Sewu menempati urutan pertama dengan skor tertinggi 0,6106. Pemeringkatan ini dihasilkan dari analisis berbagai kriteria, termasuk akses jalan, fasilitas, keamanan, kebersihan, rating, dan biaya tiket. Destinasi lain yang juga mendapat peringkat tinggi adalah Candi Gedong Songo dengan nilai 0,5886 dan Kebun Teh Sikatok Wonosobo dengan nilai 0,4967.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang keunggulan dan kelemahan masing-masing destinasi wisata di Jawa Tengah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Lawang Sewu, dengan nilai tertinggi, diikuti oleh destinasi lainnya yang menunjukkan variasi dalam skor yang mencerminkan aspek-aspek penilaian yang berbeda. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi pengelola wisata dan pengunjung dalam memilih destinasi wisata terbaik sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun