Mohon tunggu...
Luqman Abdul Mushawwir
Luqman Abdul Mushawwir Mohon Tunggu... -

lihat, dengar, dan rasakan dunia sekitar. Jangan lupa untuk berpikir. Tuliskan jika perlu :D jangan lupa untuk bersosialisasi dengan teman-teman dan orang-orang sekitar anda, untuk hidup lebih hidup!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rohis atau Teroris?

15 September 2012   15:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

*Disclaimer: ini cuma pendapat pribadi menurut pengalaman si saya, jadi santai aja yak :D

Hari ini, jagat dunia maya gempar, apalagi anak-anak anggota rohis dan alumninya. Berawal dari pemberitaan sebuah stasiun tv swasta tentang asal-usul teroris muda, dan menyebutkan bahwa teroris banyak merekrut di kegiatan ekstrakulikuler di masjid sekolah.

Ya, yang pertama terpikir tentang ekskul itu pasti Rohis. Ekskul mana lagi yang berkegiatan di masjid?

Kontan saja, para aktivis rohis dan alumni serta simpatisan bereaksi terhadap pernyataan ini. Berbagai macam reaksi dilakukan via media sosial, surat terbuka untuk stasiun tv tersebut, dan lain-lain. Bermacam-macam sih, tapi intinya satu: tidak terima diberitakan seperti itu, dan meminta berita tersebut diklarifikasi.

Ya, memang akhirnya stasiun tv tersebut mengklarifikasi berita yang membuat geger. Tetapi, layaknya kebakaran di hutan kalimantan, tentu saja ada bekas yang tertinggal dari heboh-heboh ini dan pekerjaan rumah bagi yang berkepentingan.

Pertama, berita itu pasti sudah 'merasuk' ke dalam pikiran dari beberapa orang, termasuk orangtua siswa. Kemungkinan orangtua yang sudah terpengaruh itu bakal mewanti-wanti anaknya agar tidak ikut kegiatan ekskul itu di sekolahnya. Lebih parah lagi jika yang terpengaruh adalah orang yang berkuasa di sekolah (contoh: kepala sekolah), bisa-bisa ekskul itu dibubarkan. Kan gawat.

Lebih buruk lagi karena berita tersebut selain muncul di tv, juga muncul di media sosial. Orang-orang yang beruntung tidak menonton siaran itu akan mendapatkan informasi yang sama secara cuma-cuma. Makin banyak lah yang terpengaruh. Makin gawat.

Kenapa gawat? Apakah saya berlebihan? Tidak, saudara-saudara. Begini, saya juga kebetulan sempat mengikuti kegiatan di rohis dulu waktu SMA dan saya merasa hidup saya banyak berubah. Memang, masa-masa SMP dan SMA adalah masa-masa nya para remaja ini mencari jati diri, mudah galau, dan lainnya. Dengan ikut kegiatan di rohis ini saya sejujurnya mendapatkan banyak sekali pelajaran tentang menjalani hidup. Bagaimana mengatur diri sendiri, berinteraksi dengan orang, dan lainnya. Belum lagi ditambah pengetahuan tentang Islam saya yang bertambah dengan ikut ini.

Dan yang paling penting: kami TIDAK diajarkan untuk melakukan teror, apalagi dengan kekerasan dan sampai membunuh orang.

Nah, sekarang pe-er untuk para aktivis rohis yang sekarang mungkin pamornya sedang sangat turun. Pe-er terbesar nya adalah bagaimana menjaga agar para warga sekolah tidak anti terhadap Islam. Selain itu pula harus menguatkan sosok rohis di sekolah dengan berbagai kegiatannya yang ciamik dan aduhai. Mungkin ini akan membuat jalan di depan lebih berat, tapi jangan menyerah, okey? :D

Oh iya satu lagi, tentang media sosial (socmed). Setelah saya amati, ternyata berita ini tersebar luas karena socmed. Saya pun melihat pertama kali di facebook. Hmm, mungkin lebih hati-hati saja saat menyebarkan atau melihat berita yang ada di socmed. Ini pengaruhnya bisa jauh lebih besar daripada media mainstream, loh.

Dan yang terakhir sekali, pemirsa di sini jangan takut belajar Islam, yah :) apalagi adik-adik yang sekarang sedang pikir-pikir lagi masuk rohis, masuk saja :D ilmunya itu priceless, loh :D

Sekali lagi, Rohis BUKAN Teroris!!

yu ah,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun