Mahasiswa sangat faham bahwa kondisi masyarakat yang stagnan dan pasif mengakibatkan rendahnya kepekaan mereka terhadap ketidakadilan hukum, ketimpangan ekonomi, kesenjangan sosial, degradasi budaya, culasnya praktik politik, dan terkikisnya nilai-nilai kebaikan universal.
Gerakan mahasiswa tetaplah substansinya mahasiswa. Mereka berjiwa muda. Bangun jatuh mengasah nalar kritisisme dan logika. Garda terdepan menyampaikan pikiran-pikiran rakyat sebagai kontribusi sederahana terhadap bangsa dan negara. Maka, ruang akademik seharusnya tidak membuat publik pasif, lunglai dalam berimaji, dan berkutat pada apologi, apalagi konsisten dalam stagnasi.
Banyak masyarakat berharap bahwa demokrasi dapat menekan ketidakadilan dan membuat tata kelola kehidupan kolektif menjadi lebih rasional, selain melindungi kebebasan dan kemajuan ekonomi. Semua juga berharap bahwa proses legislasi dapat memancarkan cahaya transparansi sebagai legitimasi yang logis, natural, dan konstitusional. Bukan produk intimidasi.
Semangat bersama seluruh komponen masyarakat adalah saling bergadeng tangan menuju keadilan sosial dengan penuh amanah. Kepedulian dan keterlibatan sosial membuat kita menjadi generasi terbaik; khoiru ummah. Karena dunia memang begitu; selalu ada kebaikan dan keburukan di mana pun berada. Sikap kita yang menetukan di hadapan-Nya.
Wallahu a'lam bisshowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H