Mohon tunggu...
Luqi Intalia
Luqi Intalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - (Twolisan)

|| menulislah, maka namamu akan abadi || Mahasiswi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Pendidikan Agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Baur dalam Cinta Az Zahra

4 Mei 2023   12:08 Diperbarui: 4 Juli 2023   16:26 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku belum mengenalnya, menyapanya saat itu juga pun aku belum berani.

Malam selepas maghrib yang merupakan malam kedua di pesantren, malam ini tiba, saatnya kami berkenalan lebih dalam dengan sesama penghuni kamar. Mereka memperkenalkan diri masing-masing dan sampai pada santriwati yang kulihat dibalik pilar masjid ternyata namanya adalah Syahida. Nama yang cantik seperti dirinya. Dari semua teman kamarku, memanglah Syahida nampak sangat berbeda baik dari rutinitasnya pun pancaran sinar diwajahnya.

Sore itu selepas pulang kuliah, kudapati Syahida sedang duduk di pinggir jendela kamar, kamar nampak sepi sebab semua sibuk dengan rutinitas masing-masing. Ku gunakan waku ini untuk mengenal siapa sebenarnya sosok syahida ini.

"Assalamu'alaikum mba"
" Wa'alaikumsalam mba"
"Mba Syahida ya, aku Aliya mba"
"Oh iya mba aliya"

Ia tersenyum ramah padaku

Aku  mencoba membuka perbincangan dan kami asik dalam perbincangan itu.

Ternyata Syahida adalah salah satu lulusan dari Pondok Pesantren yang terkenal di Tegal, pun rutinitasnya merupakan rutinitas yang biasa ia lakukan di Pondoknya dulu, baik dari isitiqamahnya memakai siwak, membaca Ratib, Wirid dan juga rutinitas sebelum tidur.

"Wah masyaAllah mba ini, semoga bisa dapat manfaat dari beliau" Harapku dalam hati.

Begitulah harapan sederhanaku saat kutemui orang luar biasa. semoga aku bisa mengambil manfaat dari pertemuan dengannya.
============

Hari berhari telah kulalui di  pesantren ini, sampai tak terasa bulan ber bulan telah kulalui.

Hal yang paling indah adalah rutinitas pondok yang harus selalu dibiasakan dan akan tetap melekat meskipun sudah tidak ada di tempat ini lagi. Pun kenyamanan bersama teman-temannya, canda tawa, juga setiap momen yang dilalui begitu sangatlah indah, semua berbaur dalam rasa kebahagiaan.

sampai titik dimana tahun 2023 aku harus pulang. Dan hal yang paling aku takuti adalah kisahku akan terhenti, aku takut semua rutinitas pondok tidak bisa kubawa pulang dengan baik. Tapi dengan ini harus aku kuatkan lagi tekad dan istiqamah. semoga bisa menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun