Selamat Jalan
Oleh: Luqi Intalia
Jika waktu memberiku aba: esok hari terakhirmu
Mungkin, akan ku bungkam detik yang melaju
Jika waktu berbisik: esok kau tiada
Mungkin, kusuguhkan kisah penutup semanis candu
Jika waktu memberi kabar: esok kau tak ku dapati
Mungkin, Â kubiarkan ruh-ku menyusuri tiap jengkal indah parasmu
Tapi waktu tak semanis itu
Kepergianmu adalah tangis yang paling haru
Laksana riuh hujan yang tercabik deburan genangan
Kepergianmu adalah awan hitam
Menutup, rona kebahagiaan
Layaknya purnama tak nampak indah tanpa kemerlip bintang
Begitu pula diriku, tak mampu bersinar tanpa hadirmu dalam keabadian
Ku kira waktu semanis candu
Kita abadi? Katamu
Nyatanya
Kau ingkar, abaikan derap langkahku yang kian BUYAR
Pada puing puing kelambu
Tenda hijau tempat bersemayam sayu
Aku bertitip pesan
Lapangkanlah kuburnya;
Sebab setelah itu
Mataku masih menatap candu senyum-mu
Dan paras-mu, masih terpajang di relung terdalam
Wahai tuan; kini kau abadi dalam pembaringan
Dekapanmu masih kunanti
Pias canda-mu masih mampu kuamati
Selamat Jalan
Engkau kekal dalam ingatan
Batang, 14 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H