Mohon tunggu...
Luppi Paujiah
Luppi Paujiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Melukis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metodologi Penelitian Ilmiah

30 Oktober 2023   10:25 Diperbarui: 30 Oktober 2023   10:34 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gurupendidikan.co.id

Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah diartikan secara sederhana sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan. Proses pengumpulan data dalam konteks penelitian ilmiah ini berkaitan langsung dengan proses berpikir ilmiah seorang ilmuwan sebelumnya (Musthafa, 2020:12).

Jenis penelitian ilmiah yang dipilih seseorang dipengaruhi oleh pangkal tolak jenis berpikir yang terjadi sebelumnya. Maka dari itu deperlukannya berpikir secara kritis. Adapun cara berpikir kritis adalah dengan cara Interpretation (kategorisasi, decode, mengklarifikasi makna), Analysis (memeriksa gagasan, mengidentifikasi argument dan menganalisis argument), Evaluation (menilai klaim (pernyataan), menilai argument), Inference (mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan), Explanation (menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur dan mengemukakan argumen), dan Self-Regulation (meneliti diri, mengoreksi diri) (Ibrahim, 2022:3).

Untuk merumuskan metodologi penelitian yang baik, pertama, Berdasarkan Fakta, dimana informasi-informasi atau keterangan- keterangan yang akan diperoleh penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta- fakta atau kenyataan-kenyataan, bukan berdasarkai pemikiran- pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan. Kedua, Bebas dari Prasangka dalam penggunaan fakta atau data dan bersifat bebas dari prasangka prasangka atau dugaan-dugaan. Ketiga, Menggunakan Prinsip Analisis dengan harus dicari sebab akibatnya atau alasan- alasannya dengan menggunakan prinsip analisis. Keempat, Menggunakan hipotesis atau dugaan (bukti) sementara guna memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai. Kelima, Menggunakan ukuran objektif tidak boleh dinyatakan berdasarkan pertimbangan

Dalam beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwasannya penelitian ilmiah adalah kegiatan sistematis dan objektif yang melibatkan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data untuk memecahkan suatu persoalan. Pemilihan jenis penelitian dipengaruhi oleh pola berpikir sebelumnya, yang membutuhkan pemikiran kritis. Cara berpikir kritis melibatkan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan pengaturan diri. Metodologi penelitian yang baik didasarkan pada fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisis, mengusulkan hipotesis, dan menerapkan ukuran objektif.

Kebenaran Ilmiah

Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas rasio, tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris. Dalam pola berpikir rasional atau deduktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan rasio atau akal sehat. Hasil pola berpikir rasional menjadi dasar dalam menyusun hipotesis, yakni jawaban sementara atas suatu permasalahan yang kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan selanjutnya (Musthafa, 2020:4).

Adapun untuk sumber kebenaran itu diperoleh dengan indra (empirisme), akal (rasionalisme), intuisi (intuisionisme), hati (illuminasiosme), dan wahyu (Musthafa, 2020:8). Proses keilmuan selanjutnya yang dimaksudkan di sini adalah proses penelitian ilmiah yang akan dilakukan seorang ilmuwan sebagai kelanjutan proses berpikir ilmiah. Selanjutnya, Cara mengujinya yaitu dengan pola berpikir empiris atau induktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta dan data-data (datum) khusus menuju pada pernyataan yang bersifat umum. Proses berpikir empiris tidak dimulai dari teori yang bersifat umum, tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan lapangan atau pengalaman empiris. Yang dimaksudkan dengan fakta di sini adalah segala sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi, sedangkan data adalah bukti nyata tentang adanya fakta. Fakta atau data hasil pengamatan atau pengalaman empiris ini kemudian disusun, diolah, dikaji untuk kemudian ditarik pengertiannya dalam bentuk pernyataan atau simpulan yang bersifat umum (Musthafa, 2020:4).

Dalam beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwasannya kebenaran ilmiah melibatkan rasio dan bukti empiris. Pola berpikir rasional (deduktif) berawal dari pernyataan umum menuju khusus, membentuk hipotesis. Sumber kebenaran dapat berasal dari indra, akal, intuisi, hati, dan wahyu. Proses keilmuan melibatkan penelitian ilmiah, dengan pengujian menggunakan pola berpikir empiris (induktif). Proses ini berdasarkan fakta dan data khusus, memunculkan simpulan umum setelah pengolahan dan analisis terhadap data empiris.

Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah proses penelitian, hipotesis atau prediksi hasil, data empiris, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan hasil akhir penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan data numerik, atau perhitungan statistik. Sedangkan Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian, pengumpulan data empiris, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan hasil akhir penulisannya menggunakan perhitungan non numerik, bersifat deskriptif, observasi, interview mendalam, analisis isi, cerita (narasi), jurnal dan angket terbuka (open ended questionarrie).(Rukminingsih, 2020:14)

Data Kualitatif, Deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan, foto, kata-kata pelaku sendiri dan dokumen resmi dan artefak. Sedangkan data Kuantitatif Kuantitatif, kode kuantitatif, bilangan ukuran, variabel operasional, dan statistik. Adapun cara menganalisa datanya, untuk penelitian kualitatif yaitu berkelanjutan, model, tema, konsep Induktif, induksi analitis, dan metode komparatif. Sedangkan untuk penelitian kuantitatif Deduktif, dikerjakan selesai pengumpulan data statistik. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam dalam penelitian tersebut jika penelitian kualitatif alat yang digunakan adalah  toperecorder, alat penyalin tulisan, dan komputer, analisa data. Sedangkan penelitian kuantitif alat yang digunakan adalah inventori, kuesioner, komputerdan indeks, skala, skor tes. (Fitrah, 2018:54)

Dalam beberapa teori diatas dapat di simpulkan bahwasannya pendekatan kuantitatif melibatkan penggunaan data numerik dan perhitungan statistik, sementara pendekatan kualitatif mengandalkan deskripsi, observasi, dan analisis non-numerik. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara berkelanjutan, induktif, dan komparatif, sedangkan penelitian kuantitatif cenderung menggunakan pendekatan deduktif setelah pengumpulan data statistik selesai. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif mencakup tape recorder, alat penyalin tulisan, dan komputer, sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan inventaris, kuesioner, komputer, indeks, skala, dan skor tes.

Metode Historis, Deskriptif, dan Kritis

Metode Historis adalah metode yang digunakan untuk merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif. Jadi, data yang dikumpulkan serta masalah yang dikaji adalah terjadi pada masa lalu dengan cara pengumpulan data, menilai, verifikasi, dan menyintesiskan bukti lapangan. Penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap perkembangan sosial yang terjadi. (Ghodang, 2020:1)

Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan secara sistematis dan terperinci suatu fakta dalam memecahkan suatu masalah. Metode ini juga bisa digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk mencari dan menemukan suatu teori dengan melakukan observasi lapangan dan kondisi alamiah. (Ghodang, 2020:1)

Metode penelitian kritis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, peneliti melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminism. (Khilmiyah, 2016:75)

Cara mengaplikasikannya adapun untuk metode penelitian historis cara yang digunakan adalah dengan mengumpulkan, mengevaluasi, lalu memverifikasi dan mensintesiskan banyak bukti untuk menyajikan fakta sehingga mendapatkan suatu simpulan yang kuat dandapat dipercaya. Biasanya penelitian ini memiliki kaitan dengan hipotesis tertentu. Sedangkan pengaplikasian metode penelitian deskriptip dengan secara sistematis, akurat, dan faktual berkaitan dengan beberapa fakta dan sifat populasi tertentu (Anggraeni, 2023:32-34). Pengaplikasian metode penelitian kritis yaitu dengan memperbaiki keadaan sosial dan kemanusiaan mereka. Penelitian ini dijalankan untuk memahami hubungan antara golongan-golongan dalam masyarakat dan bagaimana perubahan sosial diwujudkan. Karena itu, peneliti menggunakan sumber-sumber sejarah dan data sekunder yang ada dalam penelitian perbandingan. Hasil penelitian dalam kajian ini dikatakan sah apabila dapat diaplikasikan untuk memperbaiki keadaan sosial. Penelitian kaidah kritis lebih memihak kepada penelitian kuantitatif (Sari, 2023: 9).

Dalam beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwasannya metode historis merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesis bukti lapangan. Metode Deskriptif menjelaskan fakta secara terperinci dengan pendekatan sistematis dan akurat, sementara metode penelitian kritis memusatkan perhatian pada asumsi subjektivitas pengetahuan dan pemahaman terhadap struktur sosial melalui analisis naratif, tindakan, dan etnografi. Penggunaan metode historis mengaitkan fakta dengan hipotesis tertentu, sedangkan metode deskriptif berkaitan dengan fakta dan sifat populasi tertentu. Penelitian kritis bertujuan memperbaiki kondisi sosial melalui pemahaman tentang perubahan sosial dan pemilihan sumber sejarah serta data sekunder.

Bentuk-bentuk publikasi penelitian

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif. Makalah menyajikan masalah melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk melengkapi tugas mata kuliah atau memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah lainnya. Contoh: "Makalah tentang Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Global" yang menganalisis dampak ekonomi jangka pendek dan jangka panjang dari pandemi terhadap pasar global, termasuk sektor-sektor kunci seperti pariwisata dan industri manufaktur. 

Paper/essay adalah sebutan khusus untuk makalah dikalangan mahasiswa dalam kaitanya dengan pembelajaran dan Pendidikannya sebelum menyeesaikan jenjang studi diploma, S1, S2, dan S3. Sistematika penulisan pun sama dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang berlaku diperguruan tinggi yang bersangkutan. Contoh, "Paper tentang Inovasi Teknologi Blockchain dalam Industri Keuangan" yang menjelaskan cara implementasi teknologi blockchain telah mengubah cara transaksi keuangan dilakukan, menawarkan keamanan yang lebih tinggi dan efisiensi yang lebih besar. 

Skripsi adalah karya tulis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris dan objektif baik berdasarkan penelitian langsung maupun tidak langsung. Skripsi biasanya ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana (S1) (Wahid, 2023: 7). Contoh, "Skripsi mengenai Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja" yang meneliti hubungan antara penggunaan media sosial secara berlebihan dengan peningkatan masalah kesehatan mental pada remaja. 

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu atau lebih hipotesis dan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar magister (S2).  Contoh, "Tesis tentang Implementasi Teknologi Internet of Things dalam Meningkatkan Efisiensi Energi di Lingkungan Perkotaan" yang menganalisis bagaimana teknologi Internet of Things dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan energi di lingkungan perkotaan dan menurunkan dampak negatifnya terhadap lingkungan. 

Disertasi adalah karya tulis yang mengemukakan suatu keterangan yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang valid dengan analisis yang terperinci. Keterangan yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulis dari sanggahan-sanggahan guru besar atau penguji suatu lembaga pendidikan tinggi. Disertasi berisi temuan original. Jika temuan ini dapat diperthankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulis berhak menyandang gelas doktor (S3) (Wahid, 2023: 8).  Contoh, "Desertasi tentang Peran Pendidikan dalam Mengurangi Ketimpangan Sosial-Ekonomi di Negara Berkembang" yang menyelidiki peran pendidikan dalam mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi di negara-negara berkembang dan menawarkan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan.

Jurnal/Artikel ilmiah merupakan karya ilmiah yang memuat pendapat subjektif pembuatnya menegani sebuah peristiwa ataupun masalah tertentu sedangkan jika dipandang dari sudut pandang ilmiah artikel dapat diartikan sebagai karya tulis yang sengaja dirancang untuk dimuat dalam jurnal ataupun kumpulan artikel yang dibuat dengan memperhatikan kaidah penulisan ilmiah mengikuti pedoman ilmiah yang berlaku (Wahid, 2023: 7).  Contoh, "Artikel Ilmiah tentang Penemuan Terbaru dalam Bidang Kriptografi: Algoritma Enkripsi Baru untuk Keamanan Data" yang menjelaskan penemuan terbaru dalam bidang kriptografi yang dapat meningkatkan keamanan data di berbagai sektor, termasuk keuangan dan teknologi informasi. 

Dalam beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwasannya  makalah merupakan karya tulis ilmiah yang membahas masalah berdasarkan data empiris dan proses berpikir deduktif atau induktif. Paper/essay adalah istilah untuk makalah mahasiswa, sementara skripsi, tesis, dan disertasi adalah karya yang semakin mendalam dari tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Skripsi untuk gelar sarjana (S1), tesis untuk gelar magister (S2), dan disertasi untuk gelar doktor (S3). Jurnal/artikel ilmiah adalah karya ilmiah yang mengungkapkan pendapat subjektif pembuatnya tentang suatu peristiwa atau masalah, mengikuti kaidah penulisan ilmiah.

Daftar Pustaka

  • Anggraeni Leni, 2023. Metodologi Penelitian. Jawa Barat: Adanu Abimata.
  • Fitrah Muh, Luthfiyah, 2018. Metodologi Penelitian (Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus).  Jawa Barat: CV Jejak.
  • Ghodang Hironymus, Hantono, 2020. Metode Penelitian Kuantitatif (Konsep Dasar dan Aplikasi Analisis Regresi dan Jalur dengan SPSS. Medan: Mitra Grup.
  • Hartini Windadari Murni, 2019. Metodologi Penelitian dan Statistik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
  • Hilmiyah Akif, 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Samudra Biru (Anggota IKAPI).
  • Ibrahim Juliani, 2022. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan.  Jawa Tengah: Nasya Expanding Management (NEM).
  • Musthafa Izzuddin, 2020. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Bandung:  Remaja rosdakarya.
  • Rukminingsih, 2020. Metodologi Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas). Yogyakarta: Erhaka Utama.
  • Sari Fifian Permatasari, 2023. Metodologi Penelitian Berbagai Bidang Keilmuan. Jambi: Sonpedia Publishing Indonesia.
  • Wahid Abdul, 2023. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Samudra Biru (Anggota IKAPI)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun