Lembang -- Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jenderal Polisi Drs. Ahmad Dofiri, M.Si., secara resmi membuka pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-34 dan Sespimmen Polri Dikreg ke-65 Tahun Anggaran 2025. Upacara pembukaan ini berlangsung di Gedung Utaryo, Lembang, dengan dihadiri oleh peserta didik yang terdiri atas anggota Polri, TNI, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga negara lainnya.
Dalam pidatonya, Komjen Pol. Ahmad Dofiri menyampaikan apresiasi kepada 105 peserta Sespimti Polri dan 370 peserta Sespimmen Polri yang telah melalui proses seleksi ketat. "Keberhasilan saudara mengikuti pendidikan ini merupakan bukti nyata dari kompetensi dan potensi yang saudara miliki. Pendidikan ini adalah langkah awal menuju penguatan kapasitas kepemimpinan strategis untuk menghadapi berbagai tantangan yang kompleks," ungkapnya.
Tantangan Global dan Nasional
Wakapolri menggarisbawahi pentingnya pendidikan ini dalam membentuk pemimpin yang tangguh di tengah berbagai tantangan global dan nasional. Di tingkat global, konflik geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina dan ketegangan di kawasan Asia Timur, terus berdampak pada stabilitas internasional. Sementara itu, di dalam negeri, ancaman keamanan seperti terorisme, radikalisme, dan gangguan keamanan di Papua menjadi perhatian utama yang membutuhkan sinergi lintas sektor.
Era digital dan fenomena hyper-connectivity juga disoroti sebagai tantangan signifikan. Wakapolri menekankan bahwa ancaman digital, seperti penyebaran hoaks, kejahatan siber, dan potensi disintegrasi sosial, hanya dapat ditangani oleh pemimpin yang memiliki wawasan luas, kreativitas tinggi, dan kemampuan adaptasi yang baik.
Tiga Pilar Pendidikan Sespimti dan Sespimmen
Komjen Pol. Ahmad Dofiri menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan Sespimti dan Sespimmen dirancang untuk membekali peserta dengan kemampuan kepemimpinan yang komprehensif melalui tiga pilar utama:
- Pembangunan Karakter: Menginternalisasi nilai-nilai kebhayangkaraan, kepemimpinan, integritas, dan budaya antikorupsi.
- Ilmu Kepolisian Modern: Memperdalam pemahaman tentang isu-isu strategis, seperti kejahatan transnasional, keamanan siber, dan manajemen krisis.
- Kapita Selekta: Mengembangkan wawasan strategis di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keamanan global.
Selain itu, beliau menekankan pentingnya pembelajaran berbasis praktik agar para peserta mampu mengaplikasikan teori dalam menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan.
Prinsip Kepemimpinan: Tanggon, Tanggap, Trengginas
Dalam pesannya, Wakapolri mengingatkan peserta didik untuk menjunjung tinggi tiga prinsip utama, yaitu:
- Tanggon: Memiliki mental yang kokoh dan kuat dalam menghadapi tekanan.
- Tanggap: Cepat dalam berpikir dan tanggap terhadap situasi.
- Trengginas: Memiliki fisik yang prima dan kemampuan eksekusi yang optimal.
"Tiga nilai ini harus menjadi fondasi dalam menghadapi kompleksitas tugas di masa depan. Jadilah pemimpin yang tidak hanya mampu menyelesaikan masalah, tetapi juga mampu menginspirasi dan menjadi teladan bagi bawahan serta masyarakat," tegas Komjen Pol. Ahmad Dofiri.
Harapan dan Penutup
Dengan berlangsungnya pendidikan ini, para peserta diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa institusi Polri ke arah yang lebih profesional, modern, dan terpercaya. Para lulusan diharapkan dapat mendukung pembangunan nasional dan menghadapi tantangan global dengan bekal ilmu, wawasan, dan pengalaman yang diperoleh selama pendidikan.
"Selamat menempuh pendidikan. Manfaatkan setiap kesempatan untuk belajar, memperluas jejaring, dan meningkatkan kapasitas diri. Semoga saudara sekalian dapat menjadi pemimpin yang berintegritas, visioner, dan adaptif," tutup Wakapolri.
Pembukaan pendidikan ini menandai langkah strategis dalam menyiapkan pemimpin Polri dan TNI masa depan yang siap menghadapi berbagai dinamika tugas di tingkat nasional dan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H