Rawa pening merupakan salah satu danau yang terkenal di Jawa Tengah. Berada pada cekungan antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Rawa pening menjadi selah satu tempat mata pencaharian masyarakat sekitar, dalam sector pertanian, wisata, maupun sector industry. Rawa pening terkenal dengan keindahannya, mulai dari bentang pegunungan hingga sungai. Danau Rawa Pening memiliki beberapa fungsi, dimana fungsi tersebut meliputi fungsi rekreasi dan fungsi konservasi.
Sebagai fungsi rekreasi tentu Rawa Pening memilki daya pikat yang besar dalam menarik perhatian para wisatawan. Contoh tempat wisata yang memanfaatkan keindahan Danau Rawa Pening adalah Bukit Cinta. Dimana para wisatawan bisa menikmati keindahan bentang luasan pegunungan dan sungai dari atas ketinggian.Â
Disisi lain Danau Rawa Pening juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dalam usaha kuliner, seperti halnya Kampoeng Rawa yang terletak di Desa Tambakboyo, Kec. Ambarawa. Tak hanya itu, disekitar Danau Rawa Pening terdapat jalur kereta api, yang mana kereta api tersebut merupakan peninggalan sejarah Belanda.Â
Kereta api tersebut masih beroperasi hingga sekarang, dimana pihak KAI membuka tiket perjalanan kereta wisata yang bertepat di Ambarawa. Sensasi menaiki kereta bersejarah dengan menikmati keindahan bentang alam pegunungan, rawa, serta persawahan menjadikan salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bagi para wisatawan yang ingin menikmati sensasi menaiki kereta wisata, dapat mengunjungi laman Instagram resmi KA Ambarawa (@kawisata).
Sedangkan untuk fungsi konservasi, Danau Rawa Pening memiliki DAM Bendung air yang dimana Bendung tersebut berada di ujung pintu air Rawa Pening Tuntang. Bendung sendiri berfungsi sebagai alat untuk mengukur jumlah debit air serta untuk memperlambat aliran air sehingga air tidak melaju begitu cepatnya. Uniknya disekitar Bendung juga dijadikan masyarakat untuk memancing, berbagai jening ragam hasil pancingan diantaranya adalah ikan wader hijau, ikan sepat, dan juga lobster.Â
Danau Rawa Pening memiliki sumber daya alam hayati yang melimpah yaitu enceng gondok. Enceng gondok memiliki peran penting dalam ekosistem rawa yaitu untuk tempat hidup ikan-ikan air rawa. Enceng gondok itulah yang pada akhirnya juga dimanfaatkan masyarakat dalam membuat berbagai kerajinan tangan sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biass kita sebut dengan UMKM. Contohnya pada tanggal 17 Juni 2022 UMKM Center Kabupaten Semarang mengadakan pameran UMKM dimana acara tersebut diadakan di Bukit Cinta, dalam rangka Kunjugan Kerja Spesifik Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Komisi X DPRD RI.Â
Selain itu Danau Rawa Pening juga memiliki sumber daya alam hewani yang melimpah, menjadikan sebuah keuntungan besar bagi masyarakat sekitar dalam mencari mata pencaharian. Nelayan menjadi salah satu pekerjaan yang banyak ditemukan didaerah sekitar rawa. Hasil tangkapan yang nantinya akan diperjual belikan ke pasar terdekat maupun dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.
Tak hanya itu Danau Rawa Pening juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber irigasi untuk lahan persawahan. Contohnya berada disekitar Desa Ngasinan, Desa Semurup, dan Desa Bejalen. Air Danau Rawa Pening juga menjadi pemasok utama Pembangkit Listri Tenaga Air. PLTA ini berada di Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus. Dimana aliran listrik yang dihasilkan tersebar luas hingga ke Kota Salatiga, dengan gardu penghubung yang berada di Domas, Salatiga.
Dalam alirannya menuju PLTA, air Danau Rawa Pening tentu tidak serta merta langsung mengalir deras dari rawa hingga ke PLTA. Apabila kita amati lebih lanjut, disekitaran Rawa Pening terdapat pintu air besar dimana tempat itu disebut sebagi Bendung Jelok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H