Mohon tunggu...
Luna Yofanda
Luna Yofanda Mohon Tunggu... Akuntan - a curious person

Never stop learning, because life never stop teaching

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bukan Cuma Harta dan Paras Rupawan, Berikut 5 Privileges yang Jarang Dibahas

26 September 2021   21:26 Diperbarui: 30 September 2021   01:45 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Privilege is when you think something is not a problem because you aren’t affected personally." - David Gaider

Jika membahas tentang privilege atau hak istimewa, seringkali kita hanya mengaitkannya dengan kekayaan, koneksi, atau wajah yang rupawan. Memang benar hal-hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam kehidupan seseorang serta paling mudah diidentifikasi keberadaannya. 

Namun, ternyata banyak juga loh privileges lain dalam hidup yang sering diabaikan padahal memberi pengaruh yang tak kalah signifikan dalam hidup seseorang.  Apa aja sih?

Berikut adalah 5 privileges atau hak istimewa yang jarang dibahas, apakah kamu memiliki salah satunya?

1. Keluarga yang Selalu Mendukung

Siapa yang tidak kenal dengan Taylor Swift? wanita yang mengawali karier nya sebagai penyanyi musik country pada umur 15 tahun itu  mempunyai banyak lagu hits dan terus menghasilkan berbagai karya sampai sekarang. 

Saat Taylor masih berumur 14 tahun, orangtua nya memutuskan untuk pindah dari Pennsylvania ke Hendersonville, Tennessee agar putri mereka dapat lebih mudah mengejar karier dalam musik country di kota yang tak jauh dari situ, Nashville. 

FYI, Nashville adalah kota dimana musik country lahir dan paling berkembang pesat.

Setahun kemudian, Taylor berhasil menandatangani kontrak dengan Big Machine Records dan mengeluarkan debut albumnya di tahu 2006. 

Sejak awal Taylor memutuskan untuk memulai karier nya sebagai penyanyi, sang ibu selalu setia mendampingi dari mulai saat memberikan CD ke berbagai studio rekaman sampai saat ia sudah menjadi penyanyi sukses dan menjalankan tur keliling dunia. 

Ayah dan adik nya pun sering ikut menemani Taylor ke berbagai acara musik dan selalu memberi dukungan kepadanya.

Dari kisah hidup Taylor Swift tersebut, bisa dilihat bahwa dukungan keluarga baik secara finansial maupun emosional sangat berpengaruh terhadap hidup kita. 

Terkadang banyak orang yang tidak bisa memilih jalan hidupnya sendiri dan tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga atas karier yang diinginkan.

Ya, entah karena sudah ditentukan oleh orangtuanya untuk meneruskan bisnis, mengikuti jejak profesi yang sama seperti mereka, atau karena memiliki pandangan hidup yang berbeda.

Mungkin kita bukan berasal dari keluarga yang bergelimang harta dan orantua tidak mampu untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang mewah.

Namun jika mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dan memberikan dukungan emosional, itu juga merupakan suatu privilege. Dukungan dari keluarga akan membuat kita lebih kuat dalam menjalani hidup dan lebih mudah bangkit jika gagal.

2. Hubungan Pertemanan yang Positif

Pada masa modern dimana semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing dan tingkat individualitas semakin tinggi, mempunyai teman-temang yang secara tulus mendukung dan mau meluangkan waktunya untuk kita tanpa maksud terselubung adalah hal yang patut disyukuri. 

Teman-teman yang baik akan membuat kita lebih enjoy dalam menjalani hidup serta mempunyai tempat untuk berbagi.

Lingkungan pertemanan juga bisa menjadi keluarga kedua bagi kita, karena kita tidak dapat memilih keluarga tempat kita dilahirkan, namun dapat memilih untuk berteman dengan siapa. 

Beberapa ciri hubungan pertemanan yang sehat antara lain kita merasa nyaman untuk bercerita dengan mereka tanpa takut dihakimi, kita menikmati waktu yang dihabiskan bersama mereka, dan kita saling berpikir positif terhadap satu sama lain.

Woman Surrounded by Sunflowers (pexels.com)
Woman Surrounded by Sunflowers (pexels.com)

3. Lingkungan Kerja yang Sehat

Biasanya hal yang paling utama dilihat pada saat mencari pekerjaan adalah nilai gaji dan posisi yang ditawarkan. Kedua hal tesebut memang penting dan mempunyai tolak ukur yang paling jelas, namun ada hal yang tidak kalah penting yaitu lingkungan sosial tempat kerja itu sendiri. 

Dalam dokumen yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO berjudul “WHO Healthy Workplace Framework and Model: Background and Supporting Literature and Practices.” yang ditulis oleh Joan Burton, dijelaskan bahwa pengertian lingkungan kerja yang sehat adalah sebagai berikut:

"Lingkungan kerja yang sehat adalah tempat dimana semua orang bekerja sama untuk mencapai visi yang disepakati berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan pekerja, serta masyarakat sekitar. 

"Lingkungan kerja tersebut menyediakan semua anggota tenaga kerja dengan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan organisasi yang melindungi dan mempromosikan kesehatan dan keselamatan.

"Ini memungkinkan manajer dan pekerja untuk meningkatkan kontrol atas kesehatan mereka sendiri dan untuk meningkatkannya, dengan menjadi lebih energik, positif dan puas."

Saat lingkungan kerja kita tidak sehat, sangan rentan terjadi persaingan yang saling menjatuhkan, kondisi pekerja yang tidak diperhatikan, dan atasan yang tidak membimbing dengan baik. 

Hal-hal tersebut akan membuat pekerjaan kita terasa semakin sulit sebagus apapun pekerjaan tersebut, apalagi kita menghabiskan sebagian besar waktu dan hari kita untuk bekerja.

Jika kita beruntung untuk mendapatkan lingkungan kerja yang positif dan kesempatan untuk berkembang di dalamnya, gunakanlah kesempatan itu sebaik mungkin dengan melakukan pekerjaan kita secara maksimal. 

Karena bukan hanya mendapatkan bayaran atas pekerjaan kita, namun kita juga memperoleh ilmu yang akan berguna untuk karier kita kedepannya.

4. Kesehatan Mental yang Baik

Menurut WHO, kesehatan mental adalah adalah kondisi dimana seorang individu menyadari kemampuan dirinya, dapat menghadapi stress normal dalam hidup, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, kesehatan mental masih kurang diperhatikan karena tidak selalu terlihat secara jelas. 

Padahal, saat kita berada pada kondisi mental yang tidak baik, kita akan kesulitan berpikir dengan lebih jernih dan sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari. 

Pada tahun 2019, penyanyi dan artis Selena Gomez pernah menceritakan pengalaman saat dirinya tidak dalam kondisi mental yang stabil.

“Rasanya  semua luka dan kecemasan memenuhi diriku secara bersamaan dan itu merupakan salah satu momen paling menakutkan dalam hidupku” adalah sepenggal dari pidato yang diberikan oleh Selena pada saat ia menerima McLean Award sebagai Mental Health Advocacy.

5. Kebebasan untuk Menentukan Pilihan dalam Hidup

Kita termasuk manusia yang beruntung jika mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihan hidup kita. Kita dapat memilih ingin bekerja dimana, pasangan hidup yang kita cintai, apa yang ingin kita lakukan besok, atau sesimpel memilih makanan yang mau kita makan. 

Hal ini mungkin terlihat sepele, namun banyak loh manusia d dunia ini yang tidak memiliki hak untuk ‘memilih’ dalam hidupnya.

Contohnya saja orang-orang yang lahir di negara dengan kondisi perang terus menerus  tidak bisa membuat rencana hidup dan selalu hidup dalam kecemasan, atau para wanita yang masih berada dalam budaya kawin paksa tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. 

Selain kasus-kasus ekstrem tersebut, terkadang seseorang tidak bisa memilih jalan hidupnya secara bebas karena keterbatasan ekonomi atau mempunyai anggota keluarga yang harus diutamakan.

So, jika kamu merupakan orang yang mempunyai kebebasan untuk memilih dalam hidup, gunakanlah kesempatan tersebut untuk membuat pilihan yang memang sesuai dengan hatimu, selama itu tidak merugikan orang lain.

***

Jadi, dari 5 privileges di atas, apakah ada yang kamu miliki? Jika ada atau bahkan semuanya, berarti kamu termasuk beruntung. Menyadari privilege yang kita punya bukan berarti membuat kita sombong.

Namun meningkatkan kesadaran diri sehingga bisa menjalani hidup dengan lebih bersyukur dan tidak lupa untuk menolong orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun