Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kiat-kiat Menyusun Resolusi Keuangan Tahun 2024

3 Januari 2024   11:07 Diperbarui: 3 Januari 2024   14:01 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menyusun resolusi keuangan tahun 2024-sumber gambar: pixabay

Tahun baru, harapan baru, semangat baru. Ada banyak hal baik yang diharapkan dapat terwujud di tahun 2024 ini. Ada yang ingin menurunkan berat badan, ada yang ingin bisa traveling ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, ada yang berharap naik gaji dan dapat promosi, ada juga yang berharap punya pacar baru dan menikah.

Yang namanya harapan tentu sah-sah saja. Perkara bisa tidaknya terwujud, itu lain cerita. Nah, dari seluruh resolusi yang teman-teman buat, adakah terselip resolusi keuangan tertentu di tahun 2024? 

Adakah barang yang mau dibeli, tempat-tempat yang ingin dikunjungi atau konser musisi idola yang ingin didatangi tapi belum kesampaian karena budget yang belum mencukupi? Ada banyak orang yang punya pengalaman serupa. Tidak sedikit yang rela menabung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mewujudkan Impian atau tujuan keuangannya.

Adakah yang merasa gaji hanya sekadar lewat? Bagaimana dengan pembelian-pembelian yang disesali di tahun sebelumnya? Supaya hal seperti itu tidak terulang lagi, tidak ada salahnya kalau kita juga menyusun resolusi keuangan demi kondisi keuangan yang lebih sehat, baik untuk sekarang maupun di masa depan.

1. Belajar menyusun skala prioritas keuangan

Membuat resolusi keuangan bisa dimulai dengan belajar menyusun skala prioritas. Hal ini dilakukan agar kita terbiasa memprioritaskan pengeluaran untuk sesuatu yang lebih penting alias kebutuhan lebih diutamakan ketimbang keinginan. 

Skala prioritas bisa disusun berdasarkan jangka waktu (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang) atau berdasaarkan tingkat urgensi (penting dan mendesak, penting tapi tidak mendesak, kurang penting dan tidak mendesak atau sesederhana mana pengeluaran yang harus segera dipenuhi dan yang dapat ditunda). 

Misalnya, pengeluaran makan dan minum harian, pembayaran tagihan rutin bulanan dan pembayaran utang termasuk kebutuhan jangka pendek dan harus segera dipenuhi. 

Sementara pengeluaran untuk membeli kopi kekinian dan ganti smartphone model terbaru, sedangkan smartphone lama masih bagus dan mampu menunjang produktivitas, termasuk pengeluaran kurang penting dan tidak mendesak sehingga bisa ditunda. 

2. Menyusun budgeting serta mencatat pemasukan dan pengeluaran bulanan

Buatlah anggaran dan catatlah pemasukan serta pengeluaran bulanan agar mudah dievaluasi, mana pengeluaran yang sudah sesuai tujuan, mana yang overspending. 

Ada banyak metode budgeting yang bisa diterapkan agar pengeluaran lebih terkontrol seperti:

  • metode 50-30-20 (50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan ,20% untuk tabungan)
  • metode 40-30-20-10 (40% untuk kebutuhan pokok, hiburan dan self-reward; 30% untuk membayat cicilan; 20% untuk dana darurat, asuransi dan investasi; 10% untuk amal kebajikan)
  • metode kakeibo (metode budgeting ala orang Jepang yang mencatat anggaran yang akan digunakan dan berapa yang sebenarnya digunakan dan dapat ditabung untuk mencapai tujuan keuangan) 
  • dan sebagainya.

Dengan kecanggihan teknologi, membuat budgeting dan catatan keuangan tidak melulu dilakukan secara manual. Silakan manfaatkan Ms Excel atau aplikasi pencatat keuangan yang bisa diunduh melalui smartphone masing-masing.

3. Menjadi konsumen yang cerdas

ilustrasi menjadi konsumen cerdas saat berbelanja daring-sumber gambar: photomix company from pexels
ilustrasi menjadi konsumen cerdas saat berbelanja daring-sumber gambar: photomix company from pexels
Berkembangnya bisnis e-commerce saat ini memudahkan kita untuk melakukan berbagai pembelian dan pembayaran melalui smartphone. 

Minat berbelanja daring masyarakat semakin tinggi seiring dengan berbagai kemudahan yang disediakan. Namun, karena tidak berinteraksi langsung dengan penjual dan tidak melihat langsung barang yang dijual, risiko kena tipu maupun barang tidak sesuai pesanan sangat mungkin terjadi. 

Oleh karena itu, sebagai konsumen, kita juga perlu teliti dan cermat saat berbelanja daring. Jangan lupa  memperhatikan deskripsi barang yang dijual (warna, ukuran, spesifikasi dan lain-lain), biaya ongkir, sistem pembayaran, sistem retur sampai reputasi seller, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan konsumen. 

Supaya belanja daring lebih hemat, pintar-pintarlah memanfaatkan promo, baik itu diskon, cashback, gratis ongkir maupun promo bagi pengguna akun baru.

4. Meningkatkan skill dan mencari penghasilan tambahan

Investasi itu tidak melulu dalam bentuk uang atau aset lho! Ada juga yang namanya investasi sumber daya manusia seperti melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan, seminar maupun program sertifikasi profesi. 

Mempelajari pengetahuan dan skill terkini pun bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik secara luring maupun daring. Dari yang gratis sampai berbayar. 

Upgrading skill tidak hanya dapat diterapkan di pekerjaan yang sekarang sedang dijalani, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk mencari penghasilan tambahan. Tidak sedikit kan pekerja zaman sekarang yang punya side jobs seperti menjadi freelancer di berbagai bidang atau berjualan daring? 

Nah, meningkatkan skill akan membuat kompetensi anda terus up to date, relevan dan bukan tidak mungkin akan mendatangkan pundi-pundi rupiah. 

5. Konsisten dalam menabung dan investasi

ilustrasi konsisten dalam menabung dan investasi-sumber gambar: Bich Tran from pexels
ilustrasi konsisten dalam menabung dan investasi-sumber gambar: Bich Tran from pexels
Salah satu cara ampuh untuk mencegah agar gaji tidak sekadar lewat adalah dengan konsisten menabung dan investasi. Usahakan agar setiap gajian dan sebelum gaji digunakan untuk berbagai pengeluaran, sisihkan terlebih dulu untuk tabungan, investasi, asuransi dan dana darurat. 

Cara lainnya agar tidak lupa adalah dengan memanfaatkan fitur atau fasilitas autodebet sehingga uang di rekening otomatis akan terpotong untuk dana masa depan ini setiap tanggal yang telah ditentukan.

Mengendalikan pengeluaran bukan berarti kita dilarang bersenang-senang menikmati hasil kerja keras. Kita tetap bisa mengambil sedikit dari gaji yang diterima untuk self-reward. Namun, self-reward juga ada batasnya dan yang terpenting jangan sampai mengganggu kebutuhan atau pengeluaran prioritas.

Jadi, apa resolusi keuangan anda di tahun 2024 ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun