Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Sebelum Menuding WNI Pindah Kewarganegaraan Tidak Nasionalis, Sebaiknya Pemerintah Introspeksi

21 Juli 2023   07:28 Diperbarui: 21 Juli 2023   08:58 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penegakan hukum yang tegas-sumber: Ekaterina Bolovtsova from pexels

Kultur birokrasi dan pelayanan publik yang berbelit-belit di negara ini tak lepas dari tingkat korupsi yang tinggi. 

Mau ngurus apa-apa harus keluar uang. Diajukan ke institusi A, dilempar ke institusi B. Mungkin prinsip "kalau bisa dipersulit ngapain dipermudah" sudah menjadi jalan ninja mereka. 

Masyarakat itu butuh pelayanan yang cepat, tanggap, transparan dan kompeten. Dan tidak semua orang punya banyak waktu luang serta stok sabar unlimited untuk berurusan dengan sistem yang ribet ini. Jadi, tolong ya, pak, bu, sistem dan kulturnya di-upgrade

Kedua, kesempatan kerja minim dan sistem ketenagakerjaan yang tidak manusiawi 

Dunia kerja di negara maju yang kompetitif tapi mampu menghargai kemampuan pekerjanya-sumber: fauxels from pexels
Dunia kerja di negara maju yang kompetitif tapi mampu menghargai kemampuan pekerjanya-sumber: fauxels from pexels
Tak sedikit WNI yang pindah kewarganegaraan karena peluang kerja di negara lain yang lebih beragam. Selain itu, mereka juga merasa bahwa sistem ketenagakerjaan di negara tersebut lebih memanusiakan pekerja. 

Gaji yang sesuai dengan keahlian, pengalaman dan beban kerja, perlindungan kesehatan dan keamanan serta lingkungan kerja yang inklusif dan menghargai keberagaman adalah gambaran tempat kerja idaman banyak pekerja dan pencari kerja. 

Meski persaingannya ketat, iklim dunia kerja di negara maju sangat menghargai kompetensi dan karya seseorang. 

Kalau Indonesia takut kehilangan talenta-talenta mudanya, perluas lapangan dan peluang kerja, perbaiki sistem pengupahan, perlindungan tenaga kerja, jam kerja dan sederet problem struktural serta kultural yang menghambat pekerja untuk sejahtera. 

Selama pekerja  masih dieksploitasi dengan dalih jam kerja fleksibel, loyalitas dan omong kosong lainnya, tidak menutup kemungkinan kalau mereka yang punya kesempatan dan sumber daya lebih, cenderung memilih bekerja di luar negeri. 

Ketiga,  penegakan hukum yang "tajam ke bawah, tumpul ke atas" 

ilustrasi penegakan hukum yang tegas-sumber: Ekaterina Bolovtsova from pexels
ilustrasi penegakan hukum yang tegas-sumber: Ekaterina Bolovtsova from pexels
Negara tetangga, Malaysia menerapkan hukum gantung bagi koruptor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

4 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun