Dalam acara kumpul-kumpul, termasuk bukber, kadang ada saja teman yang pamer pencapaiannya. Serba salah lho, berada di situasi seperti itu. Kalau didiamkan, kok ini kuping rasanya panas? Kalau ditegur, kita disangka iri.Â
Memang tidak semua orang yang menceritakan pencapaiannya bisa kita sebut sebagai tukang pamer. Namun, tetap ada dan terasa bedanya antara orang yang melakukannya untuk pamer dengan yang tidak.Â
Meski sulit untuk tidak merasa dongkol, yang perlu diingat adalah pencapaian setiap orang itu beda-beda. Berbeda pula timeline nya. Selama kita tetap bergerak, pasti ada saja yang akan kita dapat.Â
3. GhibahÂ
Coba deh, pernah tidak mereka yang ghibah itu berpikir, seandainya mereka yang tidak ada di tempat, yakin tidak kalau dia tidak akan jadi bahan omongan yang lain?Â
Esensi puasa adalah menahan diri, termasuk menahan lisan dari berkata-kata yang tidak berfaedah.Â
Para ulama mengingatkan, ngomongin orang itu kalau benar jadi ghibah, kalau salah jadi fitnah. Jangan tanya mana yang lebih mending antara keduanya.Â
Oiya, ada satu quote inspiratif dari mantan Ibu Negara Amerika Serikat tahun 1933-1945, Eleanor Roosevelt, yang cukup menampar orang-orang doyan ghibah yang artinya, "Orang besar berbicara tentang ide, orang biasa berbicara tentang kejadian, orang kecil berbicara tentang orang lain."Â
Wasana KataÂ
Bukber sejatinya bisa kita manfaatkan untuk menjalin silaturahmi. Namun, karena beberapa hal seperti sibuk dengan gawai masing-masing, pamer dan ghibah, suasana yang seharusnya mnyenangkan malah berubah jadi menyebalkan. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang suka merusak suasana dengan hal-hal tidak berfaedah seperti yang tertulis di atas.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI