Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pengunduran Diri Jacinda Ardern dan Kepemimpinan Perempuan yang Serba Salah

18 Februari 2023   04:30 Diperbarui: 18 Februari 2023   04:45 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut, Ardern juga menambahkan, "Kita, tentu saja memiliki proporsi laki-laki yang lebih tinggi dalam politik. Itu kenyataan. Tapi, karena dua perempuan bertemu, itu tidak sesederhana hanya karena jenis kelamin mereka." 

Media yang meliput kunjungan kenegaraan Sanna Marin ke Selandia Baru pun melekatkan label "party prime minister" dalam pemberitaannya gara-gara video Marin yang tengah bernyanyi dan menari bersama teman-temannya di sebuah private party tersebar ke publik. 

Tentu saja label itu untuk memantik sensasi. Lagipula apa hubungannya sih, suka pesta dengan leadership skill seseorang? 

Kate Hannah, pemimpin proyek The Disinformation Project, yang memetakan misinformasi, disinformasi dan penyebaran komentar kebencian dan berbahaya, sebagaimana dikutip dalam The Guardian mengatakan bahwa pada periode Agustus hingga November 2021, tingkat misoginis terhadap perempuan di muka umum, termasuk yang menimpa anggota parlemen, meningkat hampir setiap hari. 

Konten bernuansa kekerasan itu berakar dari pandangan tradisional dan konservatif mengenai peran perempuan dalam masyarakat, yang biasanya bakal mengungkit-ungkit masalah peran reproduktif (baca: peran perempuan sebagai istri dan ibu), penampilan dan hal-hal yang sifatnya mendomestikasi, mengobjektifikasi dan mengontrol perempuan. 

Bukannya fokus pada kualitas kinerja dan kebijakan yang dibuat, yang disorot dari politisi perempuan malah gaya berpakaian, model rambut, riasan wajah, perubahan bentuk tubuh dan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan kerja-kerja politiknya. 

Dalam sebuah wawancara yang dilansir di laman Chatham House, Mantan Perdana Menteri Australia (2010-2013), Julia Gillard mengatakan bagaimana ia menerima sorotan yang tidak penting ketika masih menjabat. Entah itu masalah penampilan sampai struktur keluarga, di mana ia adalah seorang perempuan yang tidak punya anak. 

Mantan kanselir Jerman (2005-2021), Angela Merkel dipermalukan karena penampilannya yang dianggap "norak". Gaya feminin dan kepemimpinannya yang tegas dianggap tidak mencerminkan sosok yang ladylike. 

Saat Hillary Clinton maju sebagai capres, Rush Limbaugh, pemandu acara bincang-bincang di radio dan komentator politik berhaluan konservatif bertanya di acara radionya, "Apakah orang Amerika ingin melihat seorang perempuan bertambah tua di depan mata mereka?" Ketika menjabat sebagai sekretaris negara, ia pernah dikrtik karena tampak "lelah dan kesepian" setelah fotonya yang tanpa riasan viral di media sosial. 

Politisi Norwegia dan pemimpin kelompok oposisi yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Norwegia ke-35 (2013-2021), Erna Solberg juga beberapa kali mendapatkan komentar dari media yang menyorot gaya berpakaian dan rambutnya. 

Kepemimpinan Perempuan yang Serba Salah 

Sepanjang karier yang dijalani, perempuan memang lebih sibuk untuk membuktikan dirinya ketimbang laki-laki. Tak peduli sehebat apapun prestasinya, pertanyaan tentang apakah anak dan suami diurus dengan baik serta bagaimana membagi waktu antara karier dan keluarga selalu membayangi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun