Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

6 Mitos tentang Gula yang Diyakini Banyak Orang

5 Oktober 2022   11:20 Diperbarui: 5 Oktober 2022   11:39 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gula pasir dalam toples-photo by Pavel Danilyuk from pexels

Madu asli sepenuhnya dibuat oleh lebah madu tanpa campur tangan manusia sehingga tidak terlalu banyak gula tambahan. 

Sementara madu palsu terbuat dari sirup gula yang rasanya mirip madu asli. Madu palsu juga ditambah sirup jagung dengan kandungan fruktosa yang tinggi, dekstrosa dan molase sehingga kandungan gulanya lebih tinggi dari madu asli, tapi lebih minim nilai gizi. 

6. Pemanis buatan lebih baik dari pemanis alami 

Selain madu, pemanis buatan juga kerap dijadikan alternatif bagi orang-orang yang ingin mengurangi gula. 

Jumlah kalori yang dihasilkan oleh pemanis buatan memang lebih rendah dari gula pasir, tapi menghasilkan rasa manis yang setara. Namun, konsumsi berlebih dapat menimbulkan efek samping, seperti perut kembung, sering kentut, diare dan mudah lapar. 

Pemanis buatan juga tidak serta merta meningkatkan kadar gula darah karena ia bukan karbohidrat. Namun, beda halnya dengan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman tertentu, seperti minuman bersoda. 

American Diabetes Association menyebutkan bahwa kandungan pemanis buatan dalam  minuman soda diet (diet coke) dapat menyebabkan sindrom metabolik hingga 36% lebih tinggi dengan risiko diabetes tipe 2 67% lebih tinggi. 

Berhati-hati juga dengan makanan atau minuman berlabel sugar free atau bebas gula karena di dalamnya tetap mengandung kalori dari pemanis buatan. Konsumsi berlebihan berisiko menimbulkan kelebihan berat badan. 

Penutup 

Meski dalam jumlah terbatas, gula tetap diperlukan sebagai sumber energi bagi tubuh, terutama untuk meningkatkan fungsi orak, respirasi irama jantung, regulasi suhu tubuh, meredakan stres dan lainnya. Tanpa konsumsi gula, tubuh akan lemas dan otak tidak dapat bekerja secara normal. 

Alih-alih menghindari, kita hanya perlu bijak dalam mengonsumsinya. Konsumsi gula dalam jumlah yang wajar, disesuaikan dengan kebutuhan, jenis kelamin, usia dan kondisi kesehatan. 

Perhatikan pula jenis gula yang dikonsumsi. Meski kalorinya lebih rendah, konsumsi pemanis buatan tetap harus memperhatikan jumlah kalori dan takaran agar tidak berlebihan dan menimbulkan penyakit dalam jangka panjang. Selain itu, kebutuhan gula secara alami juga dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan segar. 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun