Demam berdarah, malaria, flu burung, SARS, MERS, Covid-19 adalah contoh penyakit yang dapat menyerang manusia dan penularannya terjadi lewat perantara hewan atau disebut dengan penyakit zoonosis atau zoonotik.Â
Sebuah penelitian berjudul Host Range and Emerging and Reemerging Pathogens (2005) melaporkan dari 1.407 spesies patogen (mikroorganisme parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya) yang teridentifikasi pada manusia, sebanyak 177 spesies merupakan patogen emerging dan re-emerging serta 58% nya bersifat zoonotik.
Patogen emerging dapat menimbulkan penyakit yang disebut dengan EIDs (Emerging Infectious Disease), yaitu penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya.
Ada pula penyakit yang bisa dikategorikan ke dalam EIDs adalah penyakit yang sudah pernah terjadi sebelumnya di suatu wilayah, kemudian jumlah kasusnya menurun dan terkendali tapi muncul lagi di kemudian hari dengan jumlah kasus baru yang meningkat, menyebar lebih cepat, meluas ke wilayah geografis baru dan kadang bergejala atau berdampak lebih parah (re-emerging).
Contoh paling dekat dengan kita saat ini adalah virus Covid-19 (SARS-Cov-2) yang ternyata masih setipe dengan virus penyebab SARS dan MERS. Setelah cukup lama tidak terdengar kabar tentang kemunculan kasus baru dari dua penyakit tersebut, muncullah penyakit Covid-19 yang menggegerkan dunia.
Ia hadir dengan gejala klinis yang lebih parah, daerah penyebaran yang lebih luas dan menyebar lebih cepat hingga ditetapkan sebagai pandemi. Tak terbilang berapa banyak nyawa di seluruh dunia melayang akibat penyakit ini.
Meski penyakit zoonotik disebarkan lewat perantara hewan, tapi tahukah Anda bahwa penyebaran penyakit tersebut berkaitan erat dengan kerusakan hutan? Bagaimana cara penyebarannya? Mari kita bahas di bawah ini.
Hubungan Antara Deforestasi Hutan dengan Penyakit Zoonotik
Para ahli memprediksi bahwa pandemi akibat penyebaran penyakit zoonotik di masa depan bisa lebih berbahaya dengan meningkatnya deforestasi hutan tropis, hilangnya habitat alam dan degradasi ekosistem di seluruh dunia.
Dalam kurun lebih dari 300 tahun belakangan, alih fungsi hutan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Meski alih fungsi hutan bermanfaat dari segi pembangunan ekonomi dan sosial, ia punya segudang masalah ekologis yang ternyata berdampak negatif pada kesehatan umat manusia. Laporan IDEEAL menyebutkan alih fungsi hutan menjadi pemicu terbesar penyebaran penyakit zoonotik, dengan persentase sebesar 31%.