Al-Quran dan hadis telah banyak memberi pelajaran pada manusia untuk selalu menjaga hubungan baik dengan Allah, sesama manusia bahkan alam. Itu sebabnya umat Islam mengenal konsep hablum minallah dan hablum minannas.
Hablum minallah adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya (hubungan vertikal). Sementara hablum minannas adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan manusia lainnya (hubungan horizontal).
Sebagai hamba, kita harus memelihara hubungan baik dengan Allah karena Dia lah tempat bergantung semua makhluk. Tanpa pertolongan dan kuasa-Nya, kita bukan apa-apa dan siapa-siapa. Dia yang memberi rezeki pada kita, dan Dia pula yang menggenggam hidup dan mati kita.
Selain itu, kita juga diperintahkan untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia karena kita adalah makhluk sosial. Artinya, manusia membutuhkan pertolongan serta kerja sama dengan manusia lainnya agar ia dapat menjalani kehidupan di dunia ini.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan adab dan etika dalam berinteraksi dengan sesama manusia, seperti adab terhadap orangtua, adab terhadap guru, adab terhadap kaum non-muslim, adab bertamu dan sebagainya. Tujuannya tidak lain adalah demi kemaslahatan manusia itu sendiri sekaligus sebagai perwujudan dari Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta).
Namun, selain dapat menjadi maslahat bagi satu dan yang lain, ada kalanya interaksi antar manusia menimbulkan konflik atau gesekan-gesekan yang tidak dapat dihindari. Hal ini sangat mungkin terjadi sebab secara kodrat, manusia diciptakan oleh Allah berbeda-beda, baik fisiknya, sifat-sifatnya, kemampuannya dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang apabila tidak dikelola dan disikapi dengan baik berpotensi melahirkan perpecahan dan permusuhan.
Untuk mencegah agar tidak terjadi hal demikian, kita perlu mengetahui apa saja yang berpotensi merusak hubungan baik kita dengan orang lain.
1. Utang-piutang
Siapa di sini yang pernah minjemin duit ke orang tapi waktu ditagih, yang ngutang malah lebih galak dari yang nagih? Siapa di sini yang mendadak amnesia atau menghilang kalau ditagih suruh bayar utang?
Utang-piutang adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam interaksi antar manusia. Tujuan orang berutang pun macam-macam, mulai dari untuk memenuhi kebutuhan, modal usaha sampai foya-foya demi kelihatan kaya.
Dalam ilmu akuntansi, utang sering disebut dengan kewajiban. Oleh karena itu, sesuai namanya, utang wajib dibayar atau dilunasi.
Dalam Islam dikatakan bahwa orang yang meninggal dan masih memiliki utang, ruhnya terkatung-katung di akhirat. Kalau si pemberi utang merasa tidak ridha, almarhum bisa terhalang untuk masuk surga. Dengan demikian, ahli warisnya lah yang harus melunasi utang almarhum sebelum bagi-bagi warisan.
Surat Al-Baqarah ayat 282 memberi panduan pada kita untuk mencatat utang-piutang bahkan menghadirkan saksi. Seandainya kita mau mengamalkan ayat ini, seharusnya tidak ada lagi alasan untuk amnesia atau kabur saat ditagih suruh bayar.
2. Ghibah dan fitnah
Membicarakan aib atau keburukan orang lain, kalau benar namanya ghibah, kalau salah namanya fitnah. Sekali pun aib itu benar ada pada diri seseorang, tapi ya siapa sih yang rela aibnya disebarluaskan ke banyak orang?
Ghibah atau bergunjing atau bergosip itu candu. Awalnya ada satu orang membuka percakapan, lalu ada satu orang menimpali kemudian disusul yang lain, akhirnya gak habis-habis. Dari pergunjingan itu, pasti ada sesuatu yang dikurangi atau ditambahi sehingga bisa berkembang jadi fitnah.
Mustahil rasanya jika rasan-rasan ini tidak menyebar kemana-mana karena di antara yang bergosip pasti ada saja yang mulutnya macam toa masjid. Toa masjid aja masih kalah sama mulut dia.
Padahal firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 12 menegaskan bahwa barang siapa suka membicarakan aib orang lain maka ia seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Allah pun berjanji bahwa siapa saja yang menutupi aib saudaranya, Allah akan tutupi aibnya di hari kiamat.
3. Dengki
Orang yang hatinya dipenuhi rasa dengki atau iri, susah jika melihat orang lain senang tapi senang jika melihat orang lain susah. Mereka yang dengki biasanya akan berusaha membuat orang lain terlihat buruk dan dirinya terlihat lebih baik. Sifat dengki juga bisa berkembang menjadi fitnah dan hasutan agar orang tersebut dibenci dan dimusuhi. Jadi, dapat dikatakan bahwa pendengki itu juga suka memecah belah dan menebar kebencian.Â
Hablum minannas perlu dijaga karena mempengaruhi perhitungan amal kita di akhirat kelak. Jangan sampai kita termasuk orang yang rugi.Â
Seperti apa orang yang rugi itu?Â
Mereka yang rugi adalah yang datang pada hari kiamat dengan pahala salat, puasa dan zakat tapi gemar menzalimi orang lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H