Itu baru proses memperoleh bahan baku dan produksi. Emisi karbon masih akan dihasilkan lagi dari proses transportasi, penjualan, pemakaian dan pembuangan.
Pakaian yang rusak, jarang dipakai, yang dikembalikan ke penjual tapi tidak dapat dijual kembali, seringkali dibuang sehingga menumpuk di TPA. Selain menimbulkan masalah lingkungan, hal ini memiliki potensi kerugian mencapai US$ 500 miliar per tahun.
Jadilah Konsumen Cerdas
Harga baju murah memang menggiurkan. Apalagi kalau kita suka model atau warnanya.
Namun, di balik harga murah atau terlalu murah, kita boleh kok skeptis kenapa bisa begitu. Apakah karena kualitasnya atau ada sederet masalah lain di baliknya, seperti upah pekerja yang jauh dari layak, pencemaran lingkungan dan sebagainya.
Hadeh, mau beli baju aja kok kudu mikir begitu sih? Malesin deh!
Ya gimana ya, masalahnya pola konsumsi kita yang keseringan belanja baju tuh turut memengaruhi kerja industri fesyen itu sendiri, termasuk juga orang-orang yang ada di baliknya. Ya, manajemennya, desainernya, petani kapas sampai buruh pabriknya. Dan jangan lupa juga kalau industri fesyen punya dampak lingkungan yang gak main-main.
Terus kalau udah telanjur gimana?
Rawatlah pakaian Anda baik-baik. Perhatikan cara mencuci, menyetrika, dan penyimpanannya agar lebih awet.
Kalau pakaian rusak dan masih bisa diperbaiki, perbaikilah. Kalau punya budget lebih, tidak masalah beli baju yang agak mahal biar lebih tahan lama.
Karena tren fesyen cepat sekali berubah, saya lebih suka beli baju yang modelnya simple dan timeless sehingga bisa dipakai kapan saja. Saya jadi tidak perlu sering-sering beli baju hanya untuk mengikuti tren fesyen yang lagi hits sekarang.