Bagi saya, toleransi itu suatu konsep yang luas. Toleransi bukan hanya tentang perbedaan agama dan suku. Ia juga bisa diberlakukan terhadap perbedaan pandangan, sikap, karakter, status sosial, dan sebagainya.
Dan tingkatan toleransi yang tersulit adalah toleransi terhadap mereka yang tidak toleran pada kita.
Mengapa?
Ya, apalagi kalau bukan karena ego pribadi yang menginginkan orang lain untuk harus memahami dan menghormati kita. Buktinya, kita akan lebih mudah bersikap baik pada mereka yang baik pada kita, bukan? Sementara bersikap baik pada mereka yang tidak baik pada kita butuh usaha dan kemauan yang lebih kuat.
Untuk bisa menjadi orang yang toleran, kita perlu memahami dan menyadari terlebih dulu bahwa kita berbeda, entah apapun bentuk perbedaan itu. Namun, perbedaan tersebut tidak dijadikan alasan untuk mencaci maki, membenci dan memusuhi.
Saya muslim. Anda mungkin orang Kristen, Hindu, Budha atau penganut aliran kepercayaan.
Setiap agama pasti punya konsep akidah atau ketauhidan nya masing-masing. Di ranah ini, saya menyadari bahwa konsep akidah dalam agama saya berbeda dengan konsep akidah dalam agama Anda. Oleh karena itu, hal-hal yang berada dalam wilayah keimanan saya sebagai muslim, janganlah Anda usik. Begitu pula saya terhadap Anda.
Dalam Islam hal ini sudah ditegaskan dalam Surat Al-Kafirun ayat 6:
"Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku"
Toleransi juga tidak berarti kita harus selalu setuju dengan orang lain. Dalam toleransi berlaku pula prinsip agree to disagree (setuju untuk tidak setuju), yang penting tidak saling baku hantam.