Di Al-Quran sendiri terdapat sejumlah ayat yang memerintahkan umat manusia untuk senantiasa menggunakan akalnya dalam membaca dan memahami fenomena alam dan sosial di sekitarnya. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkuat iman sekaligus sebagai jawaban dan solusi atas permasalahan diri maupun umat. Â
Al-Quran merupakan pembeda antara yang baik dan buruk. Oleh karena itu, ia berfungsi sebagai pedoman hidup umat Islam, yang tidak hanya perlu dibaca tapi juga dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk bisa mengamalkan ayat-ayat dalam Al-Quran, kita perlu memahami ayat-ayat tersebut secara kontekstual. Apa sebab suatu ayat diturunkan, kejadian masa lalu apa yang dijelaskan dalam suatu ayat dan apa relevansinya dalam konteks kekinian.
Tanpa pemahaman secara kontekstual, penerapannya di lapangan bisa jadi bermasalah.
Yang paling sering terjadi adalah pemaknaan ayat jihad yang kemudian dijadikan legitimasi oleh beberapa kelompok Islam untuk melakukan tindak terorisme dan kekerasan terhadap umat agama lain. Padahal jihad yang paling utama dan lebih sesuai dengan konteks kekinian adalah jihad memerangi hawa nafsu.
Membaca dan memahami ayat-ayat Al-Quran sejatinya membutuhkan hati dan pikiran yang bersih. Hati dan pikiran yang dikuasai oleh ego, kesombongan dan kebencian hanya akan membuat ayat-ayat Al-Quran dipahami menurut nafsu pribadi. Kalau ini yang terjadi, penerapannya bisa melenceng dari aturan Allah dan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin (menjadi rahmat bagi semesta alam).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H