Perubahan iklim berdampak pada perubahan arus air dan memengaruhi ketersediaan sumber daya air. Oleh karena itu, hutan merupakan garda terdepan dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Deforestasi besar-besaran dapat memengaruhi pola curah hujan dan meningkatkan intensitas terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.
Di musim kemarau, hal ini dapat memicu terjadinya bencana kekeringan yang berlanjut pada gagal panen dan kelaparan.
Pelestarian hutan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya erosi tanah dan tanah longsor, terutama di daerah yang rawan degradasi tanah atau daerah dataran tinggi. Akar-akar pepohonan di hutan mampu menyerap dan menahan laju air hujan agar tidak menyebabkan banjir di daerah hilir.
Kerusakan Hutan Primer dan Hilangnya Tutupan Hutan
Kelestarian hutan menjadi hal yang vital dalam menjaga persediaan dan pasokan air bersih bagi umat manusia.
Hutan yang terjaga kelestariannya mampu bertindak sebagai regulator air sehingga ia mampu mengatur, menyokong proses alami dan menyediakan air bersih.
Di Indonesia dan mungkin di negara lain, alih fungsi lahan hutan menjadi kawasan industri, pertambangan, perkebunan sawit dan lain-lain telah membuat debit air sungai, rawa dan danau yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat sekitar menyusut.
Tidak jarang air ikut tercemar limbah sehingga menjadi kotor, berbau dan mematikan organisme yang hidup di perairan tersebut. Padahal selain dimanfaatkan sebagai sumber air bersih, masyarakat juga kerap memanfaatkan perairan sekitar untuk menunjang kegiatan ekonomi, seperti untuk irigasi, budidaya ikan dan sebagainya.
Data terbaru dari University of Maryland yang dikutip dalam situs World Research Institute menunjukkan bahwa daerah tropis mengalami kehilangan tutupan hutan sebanyak 12,2 juta hektar selama tahun 2020. Di tahun yang sama pula tingkat kehilangan hutan primer meningkat 12% dari tahun sebelumnya.
Tahun itu merupakan tahun kedua secara berturut-turut di mana kehilangan hutan primer semakin parah di daerah tropis. Indonesia sendiri bertengger di urutan keempat dunia dengan tingkat kehilangan hutan primer 270.057 hektar pada 2020.
Kerusakan hutan primer dan hilangnya tutupan hutan menyebabkan peningkatan suhu global.Â