Dan harus saya akui, menyampaikan sesuatu yang rumit dengan bahasa yang sederhana itu tidak mudah bagi saya.
Saya tidak hendak memaksa para fiksianer untuk beralih menjadi nonfiksianer. Karena fiksianer yang selalu belajar dan berkembang pun akan mampu menghasilkan karya-karya fiksi yang tidak monoton. Tema yang luas, beragam, relatable, pesan yang dalam bahkan dari karya fiksi pula kita juga bisa mendapat pengetahuan baru.
Ketiga, jangan membatasi diri
Kompasianer perempuan tidak perlu membatasi diri (tidak pula dibatasi oleh orang lain) dalam menggali dan menyuarakan ide-idenya. Karena ketika kita membatasi diri, kita jadi malas atau malah takut belajar dan mencoba sesuatu.
Keempat, jangan ragu untuk menggunakan sudut pandang perempuan dalam mengulas suatu masalah atau isu
Saya pernah mengikuti suatu diskusi media dan jurnalistik yang diadakan secara daring oleh salah satu lembaga riset. Dari situ saya tahu ternyata ada topik-topik yang dianggap maskulin dan feminin.
Topik-topik, seperti politik, hukum, keamanan, ekonomi dianggap topik yang maskulin sehingga banyak mahasiswi jurnalistik dan jurnalis perempuan yang jarang diberikan tugas liputan terkait topik-topik tersebut. Mereka lebih sering diberi tugas liputan untuk topik yang lebih ringan, seperti gaya hidup, wisata, kuliner, lingkungan.
Saya tidak tahu apakah di Kompasiana juga ada kecenderungan semacam itu atau tidak. Misalnya, K-ner perempuan lebih sedikit yang menulis topik politik atau K-ner laki-laki lebih sedikit yang menulis topik lingkungan dan sebagainya.
Jika memang ada kecenderungan tersebut, saya pikir tulisan-tulisan K-ner Jeniffer Gracellia tentang politik internasional bisa menjadi contoh yang baik bagaimana topik yang dianggap maskulin ditulis dengan sudut pandang perempuan.
Wasana Kata
Suara dan peran laki-laki memang sangat dominan hampir dalam segala hal. Takayal banyak perempuan mengatakan "we live in a man's world". Saking dominannya, suara perempuan masih sering dianggap sebelah mata bahkan diabaikan.Â
Namun yang saya syukuri dari adanya nomine perempuan dalam K-Award 2021, terutama pada kategori Best in Opinion yang paling banyak terdapat nomine perempuan, adalah kita, K-ner perempuan ternyata punya power untuk memberi warna di rumah bersama Kompasiana.Â
Untuk semua K-ner perempuan yang saya kagumi dan hormati, mari terus belajar, berkarya dan menyuarakan pemikiran sesuai minat dan kemampuan kita. Bukan untuk menyaingi K-ner laki-laki melainkan untuk mengimbangi agar kita semua dapat memandang dan menyikapi suatu persoalan secara lebih manusiawi.Â