Berbagai gaya kepenulisan, dari yang serius sampai yang santai dan mengocok perut tapi tetap berbobot pun ada. Pembaca jadi punya banyak pilihan, tergantung minat dan selera mereka.
Kompasianer Lain Bukanlah Kompetitor
Alih-alih menganggap Kompasianer lain sebagai kompetitor, saya justru memandang mereka sebagai teman, keluarga, guru dan inspirator.
Jadi, ketika ada Kompasianer baru hadir dengan kualitas tulisan yang lebih baik, gaya kepenulisan yang lebih asyik, jam terbang yang lebih tinggi, skill yang lebih mumpuni atau usia yang lebih muda, saya tidak pernah menganggapnya sebagai ancaman. Karena saya percaya bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya. Setiap tulisan akan menemukan takdirnya.
Cara pandang ini juga saya berlakukan kepada Kompasianer sesama nomine Best in Opinion. Meskipun nantinya ada satu dari kami yang akan terpilih sebagai pemenang, saya tidak menganggap ini sebagai kompetisi. Saya juga tidak memandang mereka sebagai kompetitor yang harus saya kalahkan. Lha wong, bisa terpilih sebagai nomine saja saya sudah senang, kok!
Tanpa Pembaca, Tulisan Saya Bukan Apa-apa
Saya tidak tahu apa yang membuat orang-orang, khususnya para Kompasianer, masih sudi menyimak tulisan saya yang sering tidak jelas antara ngelindur atau kumur-kumur, antara noise atau voice.
Saya juga tidak tahu siapa saja yang menjagokan nama saya pada kategori ini. Yang jelas saya tidak mencalonkan diri sendiri.
Tapi apa pun itu, saya berterima kasih kepada admin Kompasiana atas kesempatan ini, dan seluruh Kompasianer atas segala dukungan, motivasi dan inspirasi sehingga saya selalu punya alasan untuk kembali menulis. Karena mereka juga, saya bisa berada di posisi ini.
Saya titip pesan untuk para Kompasianer agar bijak dalam memilih. Jika bapak/ibu/mas/mbak/adik merasa saya kurang layak atas penghargaan ini, pilihlah nomine lain yang dirasa lebih berkualitas dan layak. Jangan sampai nanti ada rasan-rasan (meskipun sepertinya bakal tetap ada apa pun keadaannya haha) atau drama-drama di belakang.
Siapa pun pemenangnya, saya harap kita bisa ikhlas menerima dan menghormati hasilnya.