Dua hari lalu nama-nama Kompasianer yang masuk nominasi dalam Kompasiana Award 2021 diumumkan. Saya yang saat itu belum mengecek microsite Kompasianival tidak tahu menahu mengapa rekan-rekan di grup WA mengucapkan selamat pada saya dan beberapa rekan lain yang masuk nominasi.Â
Segera saya buka microsite Kompasianival dan menemukan nama saya di daftar Best in Opinion. Berbagi panggung dengan Kompasianer-Kompasianer luar biasa seperti Mas David Abdullah, Pak Muhammad Tahar Natsir, Mbak Kazena Krista dan Mbak Jeniffer Gracellia.
Beropini Bersama Kompasiana
Sejak bergabung pada 6 Juli 2019 hingga sekarang, saya sudah menulis sebanyak 317 artikel dengan 266 artikel berlabel pilihan dan 86 artikel berlabel artikel utama.
Kecintaan dan keresahan saya pada isu-isu lingkungan dan humaniora, terutama kesehatan mental, isu perempuan dan kesetaraan gender serta beberapa isu kurang populer yang masih jarang diangkat ke publik, mendorong saya untuk menyuarakan opini terkait isu-isu tersebut di Kompasiana.Â
Kadang isu yang saya tulis merupakan isu yang sering diperdebatkan atau masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat, seperti tentang pendidikan seks dan---yang terbaru yang saya tulis---soal ribut-ribut Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.
Tidak hanya melalui artikel panjang, sesekali saya juga menuangkan opini dalam bentuk bait-bait puisi sederhana.
Saya teringat artikel menarik karya Romo Bobby (nama akun Ruang Berbagi) yang menyatakan bahwa salah satu pesona Kompasiana adalah memberikan angin segar di tengah kedangkalan media arus utama. Pasalnya, siapa pun, apa pun latar belakang dan strata sosialnya bisa leluasa mengekspresikan diri dan menyuarakan opini.
Maka saya ibaratkan Kompasiana seperti toserba, di mana berbagai ide, opini dan kreativitas para Kompasianer bisa ditemukan di sini. Kita bisa menikmati tulisan menarik dengan beragam topik dari berbagi kategori.