Kalau tidak bekerja, tidak punya uang. Bosan juga di rumah. Kalau tidak ada uang, siapa yang menanggung kebutuhan diri dan keluarga?
Lebih dilematis lagi kalau si perempuan termasuk generasi sandwich atau ibu tunggal yang harus menghidupi anak-anaknya yang masih kecil.
Memaksakan diri tetap bertahan, lelah fisik dan mental. Jangankan kenaikan gaji, apresiasi dari rekan kerja dan atasan saja nihil.
Mengundurkan Diri dengan Pertimbangan Bijak
Memang ada alasan-alasan pengunduran diri yang dapat dibenarkan. Namun mengundurkan diri secara mendadak sebelum menemukan pekerjaan lain bukanlah hal yang baik.
Barangkali yang Anda butuhkan bukan mengundurkan diri, melainkan pengertian dari atasan bahwa beban kerja Anda sudah terlalu banyak. Pola makan dan istirahat Anda berantakan. Kesehatan mulai terganggu. Sementara gaji masih segitu-gitu aja.
Barangkali yang Anda butuhkan adalah pengertian dari atasan kalau Anda punya tanggungan mengurus anak yang masih kecil. sehingga butuh fleksibilitas kerja, baik dari segi waktu dan tempat.
Jika semua usaha, termasuk berkomunikasi dengan rekan kerja dan atasan sudah dilakukan tapi tidak ada titik terang, mengundurkan diri adalah solusi terbaik.
Undur diri lah dengan pertimbangan yang bijak. Entah karena sudah mendapat pekerjaan di tempat lain, ingin fokus mengurus usaha sampingan atau Anda sudah merasa aman secara finansial sehingga tidak perlu bekerja lagi dan sebagainya.
Sekarang juga sudah banyak jenis pekerjaan lepas (freelance) yang bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Saya pikir ini bisa jadi alternatif untuk ibu-ibu yang ingin bekerja tapi tetap bisa sambil urus anak.
Oiya, jangan lupakan juga untuk berbagi tugas antara suami dan istri dalam pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak agar istri tidak stres akibat beban ganda yang harus ia tanggung. Karena mengerjakan pekerjaan domestik dan mengasuh anak bukan hanya tugas perempuan atau istri.