Kebanyakan politisi lebih mementingkan masalah politik identitas dan pertumbuhan ekonomi meskipun masalah lingkungan begitu nyata dan telah terjadi di mana-mana.
Sejumlah pakar mengatakan ada beberapa sebab isu lingkungan jarang menjadi isu arus utama, antara lain karena sukar dikapitalisasi dan dianggap merupakan isu negara menengah ke atas.
Mengapa Anak Muda Perlu Bersuara Soal Isu Lingkungan?
Pertama, kita punya akses ke sumber-sumber pengetahuan dan informasi yang membahas isu lingkungan dan perubahan iklim.
Aktivisme digital yang rata-rata dilakukan oleh anak-anak muda dan kedekatan mereka dengan media sosial membuat mereka lebih melek soal isu ini dibandingkan generasi X dan baby boomer.
Dengan kemudahan memperoleh informasi, pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sudah sepantasnya anak muda menyuarakan isu ini agar semakin banyak didengar dan diperhatikan.Â
Siapa tahu dengan semakin banyak yang berani bersuara dan didukung dengan aksi nyata bisa menumbuhkan kesadaran kolektif untuk lebih peduli lingkungan.
Kedua, anak muda adalah calon pemimpin di masa depan.
Di masa depan, kita, anak-anak muda lah yang akan meneruskan kepimpinan generasi sebelumnya. Kesadaran dan kepedulian terkait isu lingkungan dan perubahan iklim yang terpupuk sejak dini diharapkan dapat mendorong mereka untuk membuat kebijakan yang lebih berwawasan lingkungan.Â
Namun yang lebih penting adalah agar kelak ketika anak-anak muda ini menjadi pemimpin, mereka tidak lagi mengulang kesalahan yang sama yang dilakukan oleh generasi pendahulunya.
Ketiga, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim dapat menyebabkan krisis multidimensi
Masalah kerusakan lingkungan dan perubahan iklim tidak hanya menyebabkan cuaca ekstrem, tapi juga menyebabkan krisis pangan, air bersih, pulau-pulau kecil dan daerah yang daratannya lebih rendah dari permukaan laut menjadi tenggelam, konflik antara satwa liar dengan manusia akibat penggundulan hutan dan sebagainya.