Apa yang kamu pikirkan dan rasakan saat melihat tampilan dirimu di cermin? Apakah kamu merasa tidak percaya diri dengan ukuran dan bentuk tubuhmu serta ingin sekali punya tubuh seperti teman atau seleb tertentu?
Persepsi atas tubuhmu inilah yang disebut sebagai body image atau citra tubuh.
Citra tubuh dibagi menjadi dua jenis, yaitu citra tubuh positif (positive body image) dan citra tubuh negatif (negative body image).
Citra tubuh positif adalah persepsi yang benar tentang tubuh kita. Memiliki citra tubuh positif artinya kita mampu melihat tubuh sebagaimana adanya dan memahami bahwa penampilan fisik seseorang tidak ada yang sempurna.Â
Sementara citra tubuh negatif adalah persepsi yang menyimpang tentang tubuh kita. Orang yang memiliki citra tubuh negatif akan menganggap bahwa ukuran atau bentuk tubuhnya tidak menarik karena tidak sesuai dengan keinginannya sehingga ia akan merasa malu, cemas dan inferior dengan tubuhnya.
Ada 4 aspek dari citra tubuh yang perlu kita pahami antara lain
- Perceptual body image, yaitu bagaimana kamu melihat tubuhmu
- Affective body image, yaitu bagaimana perasaanmu terhadap tubuhmu
Hal ini berkaitan dengan penerimaan dan kepuasan seseorang mengenai tubuhnya - Cognitive body image, yaitu bagaimana kamu berpikir tentang tubuhmu
- Behavioural body image, yaitu bagaimana kamu bersikap terhadap tubuhmu
Aspek ini merupakan akibat dari penilaian seseorang terhadap tubuhnya. Misalnya, ketika seseorang tidak puas dengan tubuhnya, ia akan mengisolasi diri dari pergaulan, melakukan diet ekstrem atau operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian tubuh agar tampak lebih menarik dan sebagainya
Faktor yang Memengaruhi Citra Tubuh
Jenis kelamin
Penelitian menunjukkan perempuan lebih banyak memiliki citra tubuh negatif dibandingkan laki-laki.Â
Biasanya laki-laki menginginkan punya tubuh yang lebih besar karena ingin tampil percaya diri di depan teman-temannya. Sementara perempuan biasanya menginginkan tubuh yang lebih kurus dan ideal untuk menarik perhatian pasangannya
Usia
Di usia remaja, perubahan fisik dan psikis adalah hal yang normal. Kita jadi lebih memperhatikan penampilan, terutama remaja perempuan.Â
Remaja perempuan yang mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas seringkali merasa cemas dengan penampilannya. Namun kecemasan yang berlebihan dapat berdampak buruk tidak hanya pada rasa percaya diri tapi juga usaha untuk mengontrol berat badannya.Â
Hal ini tentu berbahaya karena bisa menyebabkan mereka mengalami gangguan makan, seperti bulimia, anorexia, gangguan dismorfik tubuh, dan sebagainya.
Keluarga
Anak-anak yang sejak kecil terbiasa menerima komentar negatif dari orangtua atau anggota keluarga lain atas tubuhnya cenderung punya citra tubuh negatif dan rasa percaya diri yang rendah.
Hal serupa juga berlaku pada perempuan yang memiliki anak di mana ia kerap dibanding-bandingkan oleh pasangannya dengan perempuan lain.
Di satu sisi ia dituntut untuk segera punya anak (bahkan kalau bisa banyak anak) tapi juga dituntut untuk punya tubuh seperti saat ia masih gadis. Tindakan ini bukan hanya akan membentuk citra negatif pada tubuhnya tapi juga berpotensi membuatnya stres bahkan depresi.
Hubungan interpersonal
Lingkaran sosial yang beracun, perundungan dan body shaming turut memperparah citra tubuh negatif seseorang.Â
Ia akan cenderung membanding-bandingkan tubuhnya dengan orang lain dan selalu merasa dirinya tidak lebih baik.
Media
Media memengaruhi citra tubuh seseorang lewat standar kecantikan yang memberi gambaran ideal perihal tubuh perempuan dan laki-laki. Standar kecantikan tersebut banyak digaungkan melalui industri kosmetik, fesyen dan hiburan.
Perempuan cantik digambarkan sebagai perempuan berkulit putih mulus, berambut panjang lurus, bertubuh tinggi dan langsing. Sementara laki-laki dianggap memenuhi standar ketampanan jika punya tubuh berotot nan atletis.
Standar kecantikan ini akhirnya diamini oleh masyarakat sehingga perempuan dan laki-laki yang tidak memenuhi standar tersebut akan dianggap jelek atau tidak menarik.
Lalu, salahkah kita jika merasa kurang puas dengan tubuh kita?
Mengingat sifat manusia yang tidak pernah puas, adalah hal yang normal jika kadang muncul perasaan kurang puas terhadap tubuh sendiri.
Saya mengalaminya. Saya kurang suka dengan tubuh saya yang pendek. Kadang saya juga merasa bahwa tubuh saya terlalu kurus sehingga ingin punya tubuh yang lebih curvy.
Apakah karena itu saya jadi membenci tubuh saya?
Tidak juga. Toh, tubuh saya begini karena ada faktor genetik yang memengaruhi.
Saya pikir punya tubuh minimalis juga tidak buruk-buruk amat. Setidaknya saya jadi terlihat lebih imut hehehe...
Cara Sederhana Memperbaiki Citra TubuhÂ
Pertama, menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh
Kamu boleh saja berharap punya tubuh seindah seleb idolamu. Tapi jangan sampai membuatmu tersiksa.
Kamu tetap harus memperhatikan asupan gizi makanan, olahraga rutin dan menjaga kebersihan tubuh.
Alih-alih berfokus pada angka di timbangan, ukuran atau bentuk tubuh (aspek keindahan), fokuskan pada aspek kesehatannya. Apapun bentuk tubuhmu, yang penting kamu bahagia, nyaman dan sehat.
Kedua, fokus pada kepribadian, kecerdasan, talenta dan kemampuan
Kamu seorang public speaker andal? Kamu punya suara merdu dan mampu memainkan alat musik? Kamu orang yang berwawasan luas dan berpikiran terbuka?
Saya yakin kamu pasti punya kelebihan yang membuatmu lebih menonjol dalam suatu hal dibanding orang lain.
Kenalilah apa yang kamu suka, apa yang ingin kamu pelajari dan kembangkanlah. Dengan demikian kamu akan punya nilai lebih yang bisa 'dijual' dibanding hanya keindahan fisik semata.
Ketiga, jangan ragu untuk mengapresiasi diri sendiri
Kamu boleh setuju dan tidak dengan saya, tapi bagi saya, ketika kamu merasa dirimu cantik/tampan, itu artinya kamu cantik/tampan. Tidak peduli orang mau bilang apa.
Tanpa bermaksud narsis, siapa lagi yang lebih berhak untuk mengapresiasi dirimu kalau bukan kamu sendiri?
Keempat, carilah lingkaran sosial yang dapat membantumu berkembangÂ
Lingkaran sosial yang beracun itu ibarat Dementor dalam serial Harry Potter. Ia akan menngisap seluruh kebahagiaanmu.
Jadi, kalau pertemananmu lebih banyak berdampak buruk bagimu, cari teman atau lingkaran sosial lain yang lebih asyik dan dapat membantumu berkembang.Â
Salah satu alternatif yang patut dicoba adalah bergabung di komunitas yang sesuai dengan minat dan bakatmu.
Kelima, unfollow atau unfriend orang-orang 'beracun' di media sosial
Seringkali media sosial dijadikan wadah untuk pamer oleh orang-orang 'beracun'. Mulai dari pamer harta sampai pamer badan.
Nah, paparan media sosial yang menampilkan wajah putih mulus (entah itu asli atau efek beautify), body goals dan standar kecantikan lain yang tidak realistis dapat membentuk citra tubuh negatif seseorang.
Ada kalanya kamu harus mengurangi paparan tersebut dengan puasa media sosial. Jangan ragu untuk memanfaatkan tombol unfollow atau unfriend untuk akun-akun yang nirfaedah. Bahkan jika ia adalah temanmu sendiri.
Wasana Kata
Setiap tubuh itu unik dan berharga. Perubahan yang terjadi pada tubuh, seperti saat masa pubertas, setelah melahirkan (bagi perempuan) atau karena usia yang semakin tua adalah hal yang normal.Â
Tubuhmu adalah otoritasmu sehingga kamu yang lebih paham kondisi tubuhmu dan lebih berhak mengaturnya. Selama kamu sehat, bahagia, bangga, nyaman dan percaya diri dengan tubuhmu, kamu tidak perlu mendengarkan komentar orang lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H