Kita perlu beristirahat, melepas kepenatan dan kebosanan, melupakan sejenak masalah dan rutinitas utama agar pikiran lebih lega dan rileks. Dengan demikian, kita akan lebih siap dan kuat dalam menghadapi masalah.Â
Eskapisme dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi dan kontemplasi agar dapat menilai permasalahan yang tengah dihadapi secara lebih objektif sekaligus mampu melihatnya dari berbagai perspektif.
Tips Melakukan Eskapisme dengan Cara yang Baik dan BenarÂ
Pada dasarnya eskapisme itu hanya berlaku sementara sehingga setelah rehat dan kondisi diri lebih tenang, kita harus kembali "ke realita", menghadapi dan menyelesaikan masalah. Supaya eskapisme tidak kebablasan dan membuat terlena serta lalai, kita dapat menerapkan beberapa tips berikut.
Pertama, memahami kebutuhan kita
Tujuan eskapisme adalah untuk menenangkan diri agar mampu berpikir jernih dan membuat keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus paham apa yang kita butuhkan saat sedang jenuh, lelah atau stres dengan masalah yang ada.Â
Selain itu, kita juga harus paham betul tujuan dari eskapisme itu sendiri serta risiko yang akan dihadapi jika eskapisme kita kebablasan bahkan cenderung negatif.
Kedua, temukan teman curhat yang tepat dan dapat dipercaya
Berkeluh kesah kepada orang lain tentang masalah Anda merupakan salah satu bentuk pelarian yang baik.Â
Minimal ada orang yang bersedia mendengarkan cerita Anda tanpa menghakimi dan bersikap sok bijak.
Sebaiknya Anda tidak curhat di media sosial untuk menghindarkan diri dari respon-respon kejam warganet. Anggaplah ini sebagai antisipasi demi menjaga kewarasan Anda.
Ketiga, jadikan menulis (terutama menulis ekspresif) sebagai terapi