Kita juga bisa memanfaatkan kesempatan untuk menyelesaikan buku yang belum selesai dibaca atau menulis di "rumah bersama" Kompasiana.
Keempat, tetap berkomunikasi dengan keluarga dan teman
Pandemi Covid-19 memang membuat kita tidak bisa mengadakan kumpul-kumpul sebebas sebelumnya.Â
Beruntunglah kita hidup di zaman perkembangan teknologi komunikasi sudah canggih sehingga tidak sulit untuk tetap menjalin silaturahmi dengan keluarga dan teman-teman.
Kelima, banyak bersyukur dan berpikir positif
Kesehatan adalah suatu kemewahan di tengah pandemi yang semakin menggila. Beruntunglah kita yang hingga detik ini tidak tersentuh Covid-19.Â
Bersyukurlah kita yang hingga detik ini masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Berterima kasihlah pada-Nya atas kesempatan tobat dan berbuat kebaikan yang masih bisa kita nikmati sekarang.
Keenam, berdoa
Sebagai umat beragama kita meyakini bahwa segala kejadian adalah kehendak Tuhan. Berdoa adalah cara untuk memperoleh ketenangan batin sekaligus tanda bahwa kita selalu butuh pertolongan dan perlindungan-Nya dalam menjalani kehidupan ini.
Ketujuh, jika seluruh cara di atas tidak berhasil meredakan kecemasan bahkan mulai berdampak buruk pada keseharian Anda, sebaiknya Anda menghubungi psikolog atau psikiater untuk memperoleh penanganan yang tepat
Pandemi masih ada di sekitar kita. Virus mematikan itu terus bermutasi demi bisa bertahan hidup. Wajar jika kemudian kita merasa cemas. Namun jangan sampai kecemasan itu menguasai kita dan membuat kita putus asa.
Stay safe, stay healthy.
Semoga bermanfaat