Kedua, berikan mentor perempuan bagi pekerja perempuan
Ada kalanya perempuan malu dan canggung untuk "mendekati" atasan. Nah, atasan mereka inilah (SPV biasanya) yang seharusnya bisa menjadi mentor mereka. Mendekati disini maksudnya dalam konteks untuk pengembangan karier ya, bukan yang lain-lain.
Memiliki mentor perempuan bisa membuat perempuan lebih nyaman dan leluasa mengungkapkan masalah dan kesulitannya.
Dan sesama perempuan biasanya lebih peka serta memahami masalah yang dihadapi perempuan sehingga bisa dibantu untuk mencari solusi terbaik.
Ketiga, memberikan hak dan fasilitas yang mendukung perempuan dalam menjalankan perannya sebagai ibu dan pekerja
Adalah Kokok Herdhianto Dirgantoro---CEO Perusahaan Opal Communication---salah satu sosok yang berani memberi cuti hamil 6 bulan bagi karyawan perempuan perusahaannya.
Di saat perusahaan lain umumnya hanya memberi jatah cuti hamil maksimal 3 bulan, ia berani mengambil kebijakan itu.
Kokok mengaku bahwa perusahaannya tidak mengalami kerugian akibat memberikan cuti hamil 6 bulan, di mana gaji tetap dibayarkan utuh.
Menurutnya lagi, cuti ini tidak hanya diberlakukan untuk perempuan, tetapi juga laki-laki agar bisa menemani istri dalam menjalani proses persalinan maupun pasca melahirkan.
Selain itu, perusahaan bisa menyediakan fasilitas, seperti ruang laktasi untuk karyawan perempuan yang masih menyusui bayinya. Lalu, jam kerja yang lebih fleksibel bagi karyawan perempuan agar mereka bisa mengurus anak dan rumah, bisa juga dipertimbangkan.
Mekanisme dan hitungan biaya serta manfaatnya (cost and benefit) seperti apa, silakan dipikir sendiri.