Dan saya juga tidak akan lupa betapa sahabat-sahabat literasi di Kompasiana telah menginspirasi serta memotivasi saya untuk tetap menulis hingga hari ini.Â
Dari membaca dan berinteraksi dengan mereka, saya mendapat pelajaran berharga bahwa menulis bukan hanya aktivitas merangkai kata melainkan juga tentang bagaimana memberi "nyawa" dan makna sehingga pesan atau pelajaran yang terdapat dalam tulisan bisa tersampaikan pada pembaca.Â
Sosok perempuan tangguh sebenarnya bisa ditemukan di mana saja. Di keluarga kita, di lingkungan kerja atau sekolah, di masyarakat sekitar bahkan di dalam diri kita.Â
Kita hanya perlu membangun kepercayaan diri dan keberanian untuk menerima kekuatan dan kelemahan kita. Memiliki pemahaman yang baik mengenai diri kita adalah modal awal untuk menjadi perempuan tangguh. Karena dengan begitu, kita dapat mendefinisikan siapa kita dan kemauan-kemauan kita secara jelas dan tegas, sehingga kita mampu mengambil keputusan hidup dengan bijak, tanpa harus terpengaruh apa kata orang.Â
Pada peringatan Hari Perempuan Sedunia tahun ini, saya berharap agar lebih banyak perempuan yang berani "bersuara" Â karena tidak sepantasnya budaya patriarki dilanggengkan walaupun muskil untuk dimusnahkan.Â
Saya juga berharap, kita sebagai perempuan ikut membangun support system yang solid agar setiap perempuan dapat mengembangkan potensinya. Karena siapa lagi yang lebih memahami masalah-masalah yang dihadapi perempuan kalau bukan sesama perempuan sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H