Pada dasarnya, kegiatan konsumsi tidak hanya dilakukan oleh individu dan rumah tangga saja, tetapi juga oleh pemerintah, bisnis dan institusi lainnya. Intinya, semua orang butuh mengkonsumsi sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Terlepas dari siapa pun yang melakukannya, kegiatan konsumsi tentu punya pengaruh terhadap berbagai aspek, entah itu aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan.Â
Tidak jarang, konsumsi yang dilakukan secara berlebihan, justru berpotensi merusak alam dan selanjutnya mengancam kesejahteraan umat manusia.
Itulah sebabnya, sejak beberapa tahun silam mulai digaungkan konsep dan pola konsumsi serta produksi berekelanjutan. Namun, di artikel ini fokus bahasan saya adalah pada konsumsi saja.
Apa Itu Konsumsi Berkelanjutan?
Konsumsi berkelanjutan atau sustainable consumption adalah suatu konsep atau pola konsumsi barang dan jasa yang tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan (atau setidaknya meminimalkan dampak negatif pada lingkungan) guna memenuhi kebutuhan dasar manusia. Â
Penerapan dari konsep ini bukan hanya tentang mengurangi jumlah konsumsi, melainkan juga harus memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar bagi setiap orang, tanpa menimbulkan kerusakan pada lingkungan maupun mengurangi kualitas hidup seseorang.
Konsumsi berkelanjutan juga mendukung agar "kelompok yang kurang beruntung" Â dapat meningkatkan kemampuan konsumsinya, dengan cara memberi akses pada mereka terhadap kebutuhan dasar, seperti pangan, energi, air bersih, hunian yang layak, layanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Namun, semua itu harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak merusak lingkungan.
Ada pun 4 prinsip dasar yang harus dipenuhi mengenai konsumsi berkelanjutan:
- Memahami apa yang kita konsumsi
- Memahami dampak konsumsi terhadap lingkungan
- Memahami dampak konsumsi terhadap masyarakat lain
- Memahami dampak konsumsi terhadap neraca perdagangan, perekonomian nasional dan industri lokal
Pertumbuhan Penduduk dan Konsekuensi Dari Kegiatan KonsumsiÂ
Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 270 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang. Jumlah ini naik sekitar 4,5 kali lipat dari jumlah penduduk Indonesia tahun 1930 silam, yang ketika itu masih 60 juta jiwa.
Pertumbuhan penduduk sejatinya mengandung konsekuensi akan kebutuhan terhadap sumber daya alam yang semakin tinggi.Â