Kelas menengah di Indonesia merupakan mayoritas dibandingkan kelas-kelas ekonomi masyarakat lainnya. Jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2030 mendatang.Â
Sesuai dengan namanya, masyarakat yang tergolong ke dalam kelas menengah adalah mereka yang hidupnya berkecukupan, tidak miskin tapi juga tidak sekaya para pemilik modal.
Ada pun parameter yang digunakan untuk menentukan siapa yang termasuk dalam kategori kelas menengah bisa bermacam-macam.Â
Asian Development Bank, pada 2010, mendefinisikan kelas menengah di Indonesia sebagai orang dengan pengeluaran sebesar US$2-20 per hari. Apabila menggunakan parameter tersebut, persentase kelas menengah di Indonesia mencapai 46,58%.Â
Ada lagi parameter Amerika Serikat yang digunakan oleh Global Wealth Report pada tahun 2015, mendefinisikan kelas menengah sebagai orang yang memiliki kekayaan sebesar US$ 50.000-500.000. Dengan parameter tersebut, persentase kelas menengah di Indonesia hanya 4,47%.Â
Sementara itu, Bank Dunia, dalam laporan "Aspiring Indonesia : Expanding the Middle Class" (2020), menilai bahwa yang disebut sebagai kelas menengah adalah mereka yang mampu membeli hal-hal di luar kebutuhan dasarnya, seperti hiburan, kendaraan pribadi, asuransi kesehatan dan lain-lain.
Atau dengan kata lain pengelompokkan kelas menengah didasarkan pada standar economic security di Indonesia. Parameter inilah yang dianggap lebih sesuai dengan kondisi ekonomi negara kita.Â
Masyarakat yang termasuk dalam kelas menengah ini adalah mereka yang memiliki pengeluaran rata-rata sebesar Rp 1,2 juta-6 jura per bulan. Para ahli menilai hingga saat ini setidaknya tiap 1 dari 5 orang di Indonesia adalah kelas menengah.Â
Kelas menengah sering dikatakan sebagai kelompok yang memiliki banyak kebutuhan dan keinginan namun pengeluaran terbatas. Hal inilah yang apabila tidak berhati-hati dapat membuat mereka terjebak pada middle income trap.Â
Apa Itu Middle Income Trap?Â
Middle income trap atau jebakan pendapatan menengah sebenarnya adalah istilah dalam ekonomi makro untuk menyebut kondisi suatu negara yang berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah namun tertahan untuk berkembang menjadi berpendapatan tinggi.Â