Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beauty Privilege: Ketika Orang Cakep Selalu Diperlakukan dengan Lebih Baik

16 Januari 2021   17:24 Diperbarui: 3 Maret 2022   03:55 2216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking" 

Banyak yang bilang kalau punya wajah rupawan setidaknya akan membuat setengah dari masalah hidupmu terselesaikan. Sedangkan setengahnya lagi akan terselesaikan kalau kamu punya banyak uang. Apalagi kalau udah cakep, tajir pula. Kelar tuh urusan hidup. Hmm, apakah benar seperti itu? 

Percaya atau tidak, hal ini benar adanya. Inilah yang dinamakan beauty privilege atau berkah kecantikan-adalah hak istimewa yang diperoleh seseorang karena memiliki wajah rupawan. 

Para pemilik wajah rupawan ini disebut-sebut dapat menjalani hidupnya dengan lebih mudah dibandingkan mereka yang berwajah alakadarnya atau tidak menarik.

Ada banyak riset yang menunjukkan korelasi antara daya tarik fisik seseorang dengan tingkat kesuksesan dan kesejahteraan hidupnya. Di dunia kerja, misalnya, sebuah artikel yang dirilis oleh Forbes, menyebutkan bahwa orang-orang dengan fisik yang menarik memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan, minimal dipanggil untuk melakukan sesi wawancara. Mereka juga berpeluang untuk mendapatkan penilaian yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi. 

Dalam dunia akademik, seseorang yang memiliki fisik menawan cenderung memiliki nilai akademik yang lebih baik dibanding mereka yang kurang menarik. Sebagian karena adanya anggapan bahwa mereka yang berfisik menawan lebih cerdas dan berbakat, walaupun belum tentu benar, dan sebagian karena adanya kesempatan yang lebih besar bagi mereka untuk menjadi cerdas. 

Seperti yang dilaporkan dalam Jurnal Blinded by Beauty: Attractiveness Bias and Accurate Perceptions of Academic Performance, mayoritas guru yang termasuk dalam sampling penelitian tersebut selalu menganakemaskan murid-murid yang memiliki fisik lebih menarik dengan harapan muridnya itu dapat lebih berprestasi. 

Para pengajar merasa bahwa anak-anak itu punya tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan popularitas sehingga dapat memimpin murid-murid lainnya yang berpenampilan kurang menarik. 

Di bidang hukum, orang yang memiliki Attractiveness Leniency Effect (ALE)-sebutan lain beauty privilege-lebih banyak diganjar oleh hakim dengan hukuman yang lebih ringan di pengadilan. 

Alasannya karena mereka yang cantik atau tampan, berpenampilan lebih rapi, bersih dan lebih terlihat seperti orang baik-baik. Walaupun dalam beberapa kasus, putusan hakim bisa menjadi sangat bias rasial maupun kelas sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun