Ketika penyair bersabda dengan pena, hujan berfatwa perihal kenangan yang menghujani langit-langit pikiran
Kau menulis sajak-sajak lara
dari rindu yang tumpah
laksana air bah
namun kini telah berubah
Tanggal-tanggal yang terkelupas
berlalu tanpa selamat tinggal
sementara kau belum beranjak dari bibir masa silam
"bukankah ia hanya halaman-halaman usang yang pantas untuk dibuang?"
Aku masih berpuisi
sembari merajut mimpi
yang pernah kau cabik berkali-kali
agar aku bisa hidup sekali lagi
Jadi, sampai kapan kau mau memelihara sepi?
20/10/2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI