Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kesehatan Mental, Self-Diagnose dan Stigma Kurang Iman

10 Oktober 2020   14:20 Diperbarui: 11 Mei 2022   23:38 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kesehatan mental-thekimfoundation.org

Curhat ke Psikolog atau Psikiater vs Curhat ke Tuhan

ilustrasi konsultasi-photo by mentatdgt from pexels
ilustrasi konsultasi-photo by mentatdgt from pexels

Saya bukan ahli agama. Namun, daripada kita saling berdebat mana yang lebih baik antara meminta bantuan tenaga kesehatan mental atau cukup mengadu kepada Tuhan, mengapa tidak kita lakukan saja keduanya? 

Bagi saya, mengamalkan nilai-nilai agama adalah salah satu cara agar kita terhindar dari melakukan tindakan-tindakan negatif saat kita tertimpa masalah. Orang yang religius bukan berarti kebal depresi atau penyakit mental lainnya. Tapi, keimanan atau keyakinan mereka pada Tuhan setidaknya bisa menghindarkan mereka dari melarikan diri pada minuman beralkohol, narkoba, melukai diri sendiri (self harm) atau bahkan bunuh diri. 

Sedangkan konsultasi ke psikolog atau psikiater adalah bagian dari usaha atau ikhtiar untuk sembuh dari penyakit mental. Sama halnya kalau kita sakit fisik, kita tetap butuh periksa ke dokter, minum obat dan mengikuti anjuran-anjuran dokter. Dan itu sama sekali tidak salah. Bukankah dalam agama kita diajarkan untuk ikhtiar sebelum tawakal?

Lagipula orang terkena penyakit mental itu pasti ada faktor-faktor penyebabnya (ditinjau dari sisi medis) yang orang awam belum tentu memahaminya. Kalau pun ada orang di sekitar kita yang mengalami depresi dan kebetulan ia memang jauh dari Tuhan, mengapa tidak kita ajak saja dia untuk lebih dekat dengan Tuhan alih-alih menghakiminya? 

Kalau dia malu atau takut mendapat stigma negatif dari lingkungan karena datang ke psikolog atau psikiater, kita bisa menawarkan diri untuk menemaninya. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan bukanlah penghakiman dari lingkungan, melainkan dukungan agar mereka bisa sembuh dari penyakitnya.

Referensi : 

satu, dua 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun