Selain itu, dengan kemajuan teknologi di dunia keuangan saat ini, masih lebih banyak generasi milenial di Indonesia yang melakukan pinjaman online (pinjol) dibandingkan berinvestasi.Â
Hal ini terbukti dari data statistik Fintech yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2020 lalu dimana milenial usia 19 tahun-34 tahun menjadi kelompok usia yang mendominasi pinjol, yaitu sebesar 70,07%. Sementara kelompok usia 35 tahun-54 tahun 27,79% dan kelompok usia di atas 54 tahun hanya 1,37%.Â
Gaya Hidup Tinggi Membuat Generasi Milenial Terjebak Utang
Gaya hidup tinggi dan kecenderungan agar bisa diakui atau diterima oleh lingkungan pergaulan membuat generasi milenial punya pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan yang dimilikinya.Â
Postingan teman-teman di sosmed, seperti foto-foto liburan ke luar negeri, gawai keluaran terbaru, barang-barang branded, memberi tekanan tersendiri bagi para milenial sehingga mereka terpancing untuk melakukan hal yang sama.Â
Jebakan gengsi dan gaya hidup inilah yang sering membuat milenial terjerat utang. Sebagian akan lari ke kartu kredit sebagai solusi dan sebagian lagi akan lari ke pinjaman online.Â
Apalagi akses pinjaman online ini begitu mudah. Hanya bermodal e-ktp, download aplikasi, dan mengisi data diri, kita sudah bisa dapat pinjaman dengan nominal bervariasi, mulai dari 1 juta hingga puluhan juta rupiah. Dan kita bisa menggunakannya untuk keperluan apapun.Â
Cara Mengelola Keuangan Agar Tidak Terjerat Utang
Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang sehat dapat mencegah kita dari jeratan utang. Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan kebutuhan di masa depan dengan lebih baik.Â
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan oleh generasi milenial agar keuangan lebih sehat dan tidak terbebani dengan utang yang bertumpuk.Â