Seringkali aku menutup telinga, sengaja tidak mendengarkan suara dari tubuh atau pikiran yang menjerit karena terus didera kelelahan. Suara-suara itu kubungkam dengan menebas seluruh rasa kasihan dan pengampunan.
Seringkali aku menutup mata, sengaja tidak melihat wajah yang dipoles dengan kemuraman akibat dari carut-marutnya pikiran dan sisa-sisa penyesalan dari kebodohan masa lalu yang belum termaafkan.
Aku, mungkin juga kamu, seringkali mengabaikan tanda-tanda yang Dia hadirkan, entah di depan matamu atau lewat suara paling lirih yang menyusup dalam sanubarimu.
Kita adalah makhluk yang gemar mengabaikan rasa lelah dan membunuh rasa sakit hanya agar terlihat kuat. Apakah kau menyadarinya?Â
05/12/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H